Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Sumatera Barat, memperkirakan, sekitar 10 ribu jiwa masih terisolir akibat bencana banjir dan banjir bandang yang terjadi pada 11-12 Oktober.
Mereka, kata Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Barat, Tri Wahluyo, umumnya tinggal di daerah pinggiran laut (tepian Samudera Hindia) seperti di Sikilang, Sikabau, Lubuk Gobing. Ada pun kecamatannya antara lain Kecamatan Ranah Bertahan, Koto Balingka, Sungai Aua, Sasak Ranah Pasisia.
"Tidak bisa diakses karena sarana prasarana ke sana seperti jembatan, rusak," bilang Tri, Senin (22/10).
Oleh karena itu, pihaknya kemudian memperpanjang masa tanggap darurat. Jika sebelumnya, selama 7 hari pasca kejadian, Tri mengatakan, masa tanggap darurat kembali diperpanjang dari tanggal 19 Oktober hingga 25 Oktober.
Sejauh ini, sebutnya, masyarakat yang terisolir tidak leluasa untuk bepergian terutama ke nagari terdekat dan ke kecamatan.
Jika terpaksa, seperti halnya anak sekolah, maka mereka harus menyeberangi arus deras sungai dengan getek.
Menurut Tri, ada dua jembatan yang putus yakni di Lubuk Gobing, Kecamatan Ranah Bertahan dan Tanjung Pangkal di Kecamatan Pasaman. Di dua daerah ini, dia mengatakan, ada populasi sekitar 5.000 yang terisolasi, atau setengah dari keseluruhan warga yang terisolasi hingga saat ini. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved