Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
KAIN endek sebagai salah satu tenun ikat Bali memiliki ragam corak dan sejarah panjang. Pesatnya permintaan akan kain yang diperkirakan berkembang sejak 1985 membuat Pemerintah Kota Denpasar terus melakukan upaya pelestarian hingga membawa tenun ikat endek ini eksis di even nasional.
Hal ini dilakukan dengan menggaet insan muda melalui pemilihan Duta Endek Kota Denpasar sejak 2012 silam. Langkah ini telah mampu membawa keberadaan endek tidak saja untuk kegiatan upacara, tetapi juga telah digunakan sebagai pakaian modern, serta diminati kalangan pejabat negara, para artis, hingga wisatawan mancanegara.
Ajang pemilihan Duta Endek Kota Denpasar yang memasuki tahun ke-7 mendapat apresiasi dari kalangan peserta muda-mudi dengan keikutsertaan mereka yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada penyelenggaraan pertama 2012, even ini hanya diikuti 24 peserta, tapi kemudian terus meningkat hingga 2018 ini dan diikuti 139 peserta. Setelah melalui tahap seleksi, terpilih 24 peserta yang lolos ke malam grand final Duta Endek Kota Denpasar yang digelar di Aston Hotel Denpasar, Sabtu (20/10).
Acara itu disaksikan langsung Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar Ny IA Selly Dharmawijaya Mantra, Wakil Ketua Dekranasda Ny Kerthi Rai Iswara, serta pimpinan OPD Pemkot Denpasar. Hadir pula Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Astawa.
Ketua Panitia Duta Endek Kota Denpasar 2018, I Nyoman Bagus Pramartha, mengatakan, seleksi ini diawali dengan tes tulis dan wawancara tahap pertama yang dilaksanakan pada 1 dan 2 September dan diikuti oleh 139 peserta di Aula Graha Sewaka Dharma.
Kemudian dari seleksi tahap pertama ini didapat 50 besar finalis yang melaju ke tahap berikutnya. Selanjutnya, seleksi tahap kedua dilaksanakan pada 8 September sehingga diperoleh 24 finalis yaitu 12 putra dan 12 putri. Para finalis merupakan siswa siswi SMA/SMK maupun mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Denpasar.
Adapun pada grand final ini, dipilih 12 finalis atau enam besar. Dari enam besar, dipilih tiga besar untuk selanjutnya terpilih menjadi Duta Endek Kota Denpasar 2018.
"Sebelum grand final, ke-24 orang ini mengikuti berbagai macam pelatihan seperti public speaking dan kepribadian, pelatihan desain dan motif endek dalam kain, kewirausahaan, hingga pelatihan koreografi," imbuhnya.
Wali Kota Rai Mantra mengatakan Elendek sebagai produk warisan budaya dengan berbagai upaya dilakukan Duta Endek Denpasar telah menjadi produk ekonomi kreatif unggulan Denpasar.
"Dari Denpasar berdampak bangkitnya perajin-perajin endek di daerah-daerah lain," ujar Rai Mantra sembari mengucapkan selamat kepada tiga pasang muda mudi sebagai Duta Endek Denpasar 2018.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Denpasar, Ny Selly Mantra, mengatakan, kegiatan ini dilaksnakan Pemkot Denpasar bekerja sama dengan Dekranasda Kota Denpasar memilih Duta Endek Denpasar sejak 2012. Dari finalis Duta Endek yang merupakan kalangan generasi muda ini diharapkan nantinya dapat menyosialisasikan endek sebagai produk warisan budaya yang dimiliki, dikenakan, dan dibanggakan.
"Kami ingin mengenalkan kepada generasi muda bahwa tenun ikat Bali yakni endek yang harus kita lestarikan dan kita kembangkan dengan terus menyosialisasikan dan generasi muda lebih mencintai produk dalam negeri," ujarnya.
Kategori Putra Duta Endek Kota Denpasar, juara I diraih I Ketut Yasa Putra, pemenang II diraih Devidson Imanuel Eman, dan pemenang III Anak Agung Ngurah Trisna Indra Pradipta. Sementara untuk kategori putri Duta Endek Kota Denpasar, juara I diraih Jessica Klesia Prameswari, pemenang II Made Ayuni Dindasari, pemenang III Ni Made Ayu Cantika Ratih. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved