Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEBAGAI negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah, Indonesia semestinya mampu mengungguli Malaysia, khususnya dalam bidang furnitur. Sebab hutan Indonesia jauh lebih luas daripada Malaysia.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM), Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mengungkapkan hal itu pada acara Sosialisasi Restrukturisasi Mesin dan Peralatan IKM untuk Meningkatkan Daya Saing Ekspor di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, kemarin.
Saat ini posisi ekspor furnitur Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-7 dengan nilai US$324,7 juta pada 2017. Adapun Malaysia berada di posisi ke-6 dengan nilai ekspor US$342,9 juta.
“Kita masih kalah dengan Malaysia. Ini tantangan. Lihat data ini saya sedih loh, hutan kita lebih luas dari Malaysia. SDM kita juga lebih banyak dari Malaysia,” kata Gati.
Ekspor Malaysia, jelas Gati, bisa lebih unggul disebabkan proses produksi mereka yang lebih efisien. Sebagian besar industri furnitur di sana sudah menggunakan mesin.
Oleh karena itu, jika mau unggul, Indonesia juga harus melakukan langkah yang sama. Direktorat Jenderal IKM, lanjut Gati, telah memulai upaya menuju ke arah itu sejak 2009 melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan.
Gati menilai fasilitasi peremajaan sarana produksi itu sudah cukup. Ke depan tinggal memantapkan mental pelaku IKM melalui pelatihan-pelatihan. Utamanya pelatihan pemanfaatan teknologi informasi agar IKM dapat memperluas pemasaran.
“Saat ini ada 3.450 IKM yang mengikuti program Smart IKM. Bekerja sama dengan Ruang Guru untuk kegiatan pelatihan,” kata Gati.
Terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam sambutannya di acara puncak peringatan Hari Pangan Sedunia di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, kemarin, mengatakan telah mencabut sedikitnya 241 regulasi yang menghambat percepatan produksi pangan. Contohnya, mengubah sistem tender menjadi penunjukan langsung atau e-catalog. “Dengan regulasi ini bantuan dapat diturunkan ke petani secara cepat sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Penataan regulasi bertujuan menjadikan petani sejahtera,” tandasnya.(FR/DY/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved