Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Layanan Psikososial Mulai Banyak di Pengungsian Palu

Antara
09/10/2018 20:21
Layanan Psikososial Mulai Banyak di Pengungsian Palu
(ANTARA)

LAYANAN psikososial mulai banyak dilakukan di sejumlah pos pengungsian besar di Kota Palu dan Kabupaten Sigi setelah sepekan lebih gempa mengguncang Palu dan Donggala.

Hingga hari Selasa (9/10), beberapa institusi dan organisasi kemanusiaan banyak menyelenggarakan pemulihan trauma untuk anak-anak, maupun orang dewasa.

Kementerian Sosial menjadi yang pertama dalam hal penanganan trauma pascabencana dengan melaksanakan program pemulihan trauma di pos pengungsian Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah.

Pemerhati anak sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi sejak Jumat (5/10) telah mendarat ke Palu untuk menghibur anak-anak di pos pengungsian.

Dia mengatakan anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terguncang jiwanya saat terjadi bencana, namun juga paling cepat pulih bila dilakukan penanganan pemulihan trauma dengan tepat.

Seiring kondisi Kota Palu yang berangsur pulih dan kebutuhan dasar para pengungsi yang kini sudah terpenuhi, kini beralih pada kebutuhan psikis yang harus sehat.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto sebelumnya juga telah memprediksikan penanganan kesehatan secara fisik akan berlangsung pada masa tanggap darurat di dua minggu pascabencana.

Sementara pada minggu ketiga mulai menangani kondisi psikis para korban dengan pemulihan trauma.

Kini layanan psikososial jadi perhatian para relawan. Mulai dari Palang Merah Indonesia, organisasi kemanusiaan, seperti Dompet Dhuafa, bahkan polisi wanita juga memberikan layana psikososial bagi para pengungsi lansia.

Hingga saat ini, masih banyak masyarakat Palu yang mengalami trauma dengan gempa. Mereka bisa saja melompat dan berlari ketika mendengar kardus ditendang, ketakutan saat melihat dan mendengar pemberitaan tentang gempa, atau terdiam tiba-tiba jika mengingat suasana kejadian.

Oleh karena itu penanganan psikis para penyintas gempa di pengungsian menjadi perhatian yang sangat penting di masa pascabencana. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik