Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Pergantian Tahun Jawa, Wilujengan Dukutan Digelar

Widjajadi
12/9/2018 13:20
Pergantian Tahun Jawa, Wilujengan Dukutan Digelar
(MI/Widjajadi)

LEMBAGA Dewan Adat Keraton Surakarta Selasa tengah malam memperingati pergantian tahun baru Jawa (Saka) dan juga tahun baru Hijriah (1 Muharram) yang jatuh pada, Selasa (11/9), dengan menggelar wilujengan dukutan di Masjid Agung Keraton Surakarta yang diikuti ratusan sentanadalem dan abdidalem.

"Kita sebut gelaran doa itu sebagai wilujengan warsa anyar tahun Be 1952 windu sangara. Intinya permohonan doa untuk memohon keselamatan dan kerahmatan untuk negeri kita, NKRI tercinta ini, agar terhindar dari banyak cobaan," tutur Ketua Lembaga Hukum Dewan Adat Keraton Surakarta, KP Edy Wirabhumi kepada Media Indonesia, Selasa (11/9) tengah malam.

Wilujengan dukutan, lanjut Mas Wirabhumi, sebenarnya secara rutin selalu digelar oleh Keraton. Yakni pada setiap Selasa Kliwon, wuku dukut dan mondosio. Doa yang dipanjatkan pun sama, yakni memohon kepada Tuhan,agar bangsa ini selalu sentosa dan dihindarkan atau diselamatkan dari segala rintangan yang menghadang.

Pergantin tahun baru Jawa (Saka) dan Islam pertama kali dipakai bertepatan dengan 1 Muharam 1043 H atau 8 Juli 1633, yakni saat Kerajaan Mataram dipimpin Raja Sultan Agung Hanyakrakusumo.

Dalam wilujengan dukutan itu, Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Wandansari, yang akrab dipanggil Gusti Murtiyah mengajak seluruh abdidalem untuk terus menjaga adat tradisi dengan baik. Agar kebudayaan atau tradisi di Keraton tetap terawat dan berkembang baik.

"Salah satunya ya wilujengan dukutan ini. Kita bisa berkumpul dan berdoa bukan saja untuk keselamatan bangsa ini, tetapi juga untuk keraton, sebagai pancer budaya Jawa yang tetap lestari," tandas dia.

Di dalam memperingati pergantian tahun Jawa, yakni 1 Suro tahun in, Raja PB XIII juga menggelar kirab pusaka, yang didahului oleh hewan klangenan sinuwun, kerbau bule, mengelilingi tembok besar keraton sejauh 6 km. 

Ribuan masyarakat menyambut ritual tradisi unik, yang disebut-sebut sebagai ajang mencari berkah. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik