Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PAKAR Geologi Universitas Gadjah Mada, Wahyu Wilopo, Senin (6/8) mengatakan jika sebelumnya kawasan Timur Pulau Lombok pernah diguncang gempa dan tsunami tahun 1980-an.
"Pusatnya di sebelah timur, gempanya besar dan juga terjadi tsunami. Bahkan ada sekitar 100 orang yang meninggal," sebutnya.
Seharusnya dari kejadian itu menjadi pembelajaran. Katanya, tanggungjawab itu bukan hanya berada di pemerintah tetapi kepedulian bersama.
"Bencana itu urusan bersama, maksudnya masyarakat dan pemerintah harus turun tangan. Sebenarnya jika sudah kejadian yang mengakibatkan korban jiwa harus ada pencegahan dan antisipasi," sebutnya.
Ia menambahkan, seharusnya ada perbaikan dari sisi regulasi dan struktur bangunan. Oleh karena itu, tindakan terhadap kelayakan bangunan harus segera diputuskan menghindari reruntuhan jika ada gempa susulan.
"Jika nantinya, ini tindakan paling cepat building assessment yang mana tidak layak, atau setengah layak perlu adanya retrofitting, dan layak hanya ada retak-retak yang bisa ditambal," lanjutnya.
Ia menegaskan, pemerintah harus sigap kedepannya jika ada pembangunan rumah di pemukiman harus dikontrol selain melalui IMB.
"Melakukan training para developer atau tukang bangunan agar memahami bagaimana membangun bangunan yang standar terhadap gempa," pungkasnya.
Selanjutnya ia memastikan jika bangunan yang roboh di kawasan Lombok, rata-rata bangunan tua yang tidak ada tiang penyangga tengah. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved