Retakan Tanah di Lokasi Longsor Pangalengan sudah Terjadi sejak 2 Bulan Lalu
Eriez M Rizal
06/5/2015 00:00
(Dok. Metrotvnews.com)
GEJALA longsor di Kp Cibitung RW 15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sudah diketahui sejak dua bulan lalu. Warga melaporkan adanya retakan sepanjang 500 meter di atas tebing yang longsor, Selasa (5/5).
"Kami sudah mengimbau warga untuk berhati-hati," papar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Marlan, hari ini.
Maman, warga Cibitung membenarkan. "Sepekan sebelum kejadian warga telah diimbau untuk mengungsi. Ada aparat dari kecamatan dan desa yang meminta warga mengungsi karena ada retakan tanah yang berjarak kurang dari satu kilometer dari permukiman."
Namun, warga bergeming dan tidak mengungsi. "Dari pihak PT Star Energy menjamin tidak akan terjadi apa-apa," papar Maman.
Soal retakan juga dibenarkan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana. "Gejala longsor sudah diperiksa Tim Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, pada 2 Mei atas permintaan BPBD Kabupaten Bandung. Hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan kemiringan lereng terjal dan tanah pelapukan breksi vulkanik cukup tebal."
Tim menemukan retakan dan nendatan sedalam 2,5 meter, sepanjang 500 meter. Longsoran mengancam satu kampung yang terdiri dari 52 kepala keluar atau 200 jiwa dan mengancam pipa panas bumi Star Energy sepanjang 500 meter. Rekomendasi yang telah disampaikan yaitu kepada Star Energy untuk memindahkan jalur pipa karena gerakan tanah terus berlangsung.
"Kepada BPBD Kabupaten Bandung juga diminta untuk melakukan evakuasi penduduk kampung mengingat curah hujan masih berlangsung," papar Sutopo.
Namun, nahas tidak bisa ditolak. Rekomendasi belum dilaksanakan, Selasa (5/5), longsor terjadi dan mengubur setidaknya 22 warga. Sampai pagi tadi, empat orang ditemukan sudah tidak bernyawa, 9 luka dan 9 lagi masih dicari.
Material longsor juga menghajar dan memutus pipa panas bumi Star Energy, sehingga menimbulkan ledakan keras. Saat ini, sebanyak 123 orang mengungsi di sejumlah lokasi, di antaranya balai desa.
Di lokasi longsor, pencarian korban dilakukan dengan menggunakan tiga eskavator. (N-3)