Buka Pesparawi, Menko Luhut: Berbeda itu Indah

Tesa Oktiana Surbakti
31/7/2018 10:50
Buka Pesparawi, Menko Luhut: Berbeda itu Indah
(ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mewakili Presiden Joko Widodo, membuka acara Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XII di Pontianak, Kalimantan Barat pada Senin (30/7) malam.

Dalam sambutannya di hadapan lebih dari 7.600 peserta dari 34 provinsi di Indonesia, serta ribuan pengisi acara, panitia, juri, dan tamu undangan. Menko Luhut menyampaikan, bahwa keindahan harmoni paduan suara justru tercipta karena ada perbedaan peran setiap anggota kelompoknya.

“Saya ingin kita mengambil momen sejenak untuk mengingat makna dari Bhineka Tunggal Ika, bahwa kita satu dalam keragaman kita. Seperti harmoni yang bisa kita dengar dari paduan suara. Meskipun ada bass, tenor, sopran dan alto, ketika dinyanyikan bersama, dalam satu paduan, akan menghasilkan alunan yang indah,” ujar Luhut dalam keterangan resmi, Selasa (31/7).

Dalam kesempatan itu dia juga menyuarakan pesan perdamaian. 

“Perdamaian di dalam bumi Indonesia ini tidak bisa lepas dari rasa toleransi antar suku, umat beragama, dan budaya,” lanjutnya 

mengungkapkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa merupakan kunci bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan ekonomi global.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menambahkan, dalam konteks masyarakat majemuk, Pesparawi yang diselenggarakan secara bergantian dapat memberikan sumbangsih yang besar dalam rasa cinta tanah air dan mengembangkan kerukunan hidup antar umat beragama serta rasa nasionalisme di kalangan umat beragama.

“Pemerintah berharap kita semua bersama-sama bahu membahu untuk membangun negeri yang kita cintai ini,” aja Luhut, supaya masyarakat bersatu mendukung berbagai program pemerintah, salah satunya di sektor pariwisata.

“Pemerintah telah mencanangkan 10 pengembangan “Bali Baru”: Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, Borobudur, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Gunung Bromo, Taman Nasional Wakatobi, dan Morotai,” imbuh Luhut.

Tujuan dari hal tersebut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

“Mengangkat derajat kehidupan saudara-saudari kita yang masih berada di bawah garis kemiskinan,” terang Luhut sembari menyampaikan sukses pemerintahan Joko Widodo dalam menciptakan persentase kemiskinan terendah sepanjang sejarah NKRI. 

“Bulan Maret 2018, angka kemiskinan kita mencapai titik yang terendah sepanjang sejarah Republik Indonesia, yaitu sebesar 9.82%,” terangnya, mengacu pada data dari BPS.

“Kepada seluruh peserta Pesparawi saya berpesan agar pujian yang kita naikkan itu tulus dari hati kita untuk memuji Tuhan, bukan hanya untuk memenangkan pertandingan,” tutup Luhut, yang menekankan lebih pentingnya ketulusan hati dalam beribadah daripada sekedar ambisi untuk menang. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya