Pemukim Anyar Harus Punya Pekerjaan

KEBERHASILAN orang merantau masih menjadi pemikat warga desa untuk beradu nasib ke kota. Kekuatan urbanisasi masyarakat dari desa ke kota tidak bisa dibendung pemerintah daerah. Bagaimana arus urbanisasi tersebut dimanfaatkan pemerintah daerah untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar? Bagaimana mengendalikan urbanisasi? Berikut wawancara wartawan Media Indonesia Cikwan Suwandi dengan Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, Senin (4/6).

Apa yang Anda lihat soal urbanisasi di Karawang?

Karawang merupakan wilayah industri. Tentu tekanan urbanisasi akan terus terjadi. Melihat keluarga, temannya ekonomi meningkat, itu menimbulkan keinginan mereka untuk mengubah nasibnya ke kota. Kita akui arus urbanisasi ini sangat sulit untuk kita tahan. Sekarang bagaimana kita harus mengendalikan. Mereka tidak merugikan untuk masyarakat daerah, justru membantu membangun masyarakat daerah.

Apa upaya pemda dalam mengendalikan urbanisasi?

Saya tentunya harus menjaga daerah saya dan warga saya. Untuk mengendalikan arus urbanisasi ini, kami akan membuat kebijakan mengenai pembuatan KTP. Mereka yang datang harus sudah punya pekerjaan di Karawang. Kalau sekedar mencari kerja dan tertarik dengan UMK (upah minimum kabupaten), kami tidak akan mengeluarkan dahulu KTP. Kecuali mereka sudah bekerja di Karawang. Selain itu, untuk memanfaatkan urbanisasi ini, kami melakukan penataan perkotaan. Kami siapkan bagaimana wilayah permukiman yang jelas, bisnis, dan perindustrian sehingga pengendalian urbanisasi ini bisa kita fokuskan dan menjadi positif.

Berapa tingkatan urbanisasi di Karawang?

Lajunya hampir 700 orang per bulan masyarakat desa ke Karawang.

Apa peran paling penting untuk mengendalikan urbanisasi?

Menurut saya, yang paling penting daerah mereka berasal. Bagaimana daerah pinggiran atau daerah mereka berasal harus membuat nyaman masyarakatnya. Peningkatan perekonomian di daerah asal sangat penting dalam menekan urbanisasi. Ketika masyarakat desa sudah tidak nyaman dengan daerahnya, mereka akan berpindah ke kota untuk memperbaiki nasibnya. Kemudian daerah asal, harusnya menyiapkan bekal modal atau pun keahlian kepada masyarakat. Jangan sampai mereka justru menjadi beban ke kota. Mereka datang ke daerah tanpa modal atau pun keahlian. Ini begitu memprihatinkan dan sering terjadi.