Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Kelahiran Bebani Rudenim Pekanbaru

RK/N-1
04/6/2018 03:30
Kelahiran Bebani Rudenim Pekanbaru
(ANTARA FOTO/FB Anggoro)

RUMAH Detensi Imigrasi (Rudenim) Kota Pekanbaru, Riau, mengkhawatirkan adanya penambahan jumlah penghuni yang disebabkan lahirnya bayi-bayi pengungsi yang tinggal di tempat itu. Hal itu dikemukakan Kepala Rudenim Kota Pekanbaru, Junior Manerep Sigalingging, kemarin, yang mengkhawatirkan ketidakmampuan daya tampung Rudenim yang diawasinya.

"Jumlah yang ada sekarang dirasa sudah melebihi daya tampung (Rudenim) Kota Pekanbaru," ucap Junior Manerep Galingging, Ahad. Dijelaskan Junior, penambahan jumlah penghuni Rudenim tersebut bukan disebabkan kedatangan imigran, tapi akibat kelahiran. Hal itu disebabkan pengungsi terlalu lama tinggal di Rudenim tersebut.

Tercatat sejak November 2017 hingga Mei 2018 terdapat 10 kelahiran dari WNA tersebut. Hal ini apabila dibiarkan akan mendatangkan masalah lain, yaitu jumlah populasi dari WNA di Rudenim yang terus bertambah.

Saat ini, imbuh Junior, pihaknya mengawasi 1.177 imigran yang berasal dari berbagai negara seperti Afghanistan, Irak, Palestina, Iran, Sudan, dan Rohingya. Jumlah tersebut terdiri atas 700-an pengungsi serta sisanya para pencari suaka yang berasal dari berbagai negara yang tengah dilanda konflik.

Junior menjelaskan, para pengungsi tersebut sampai saat ini masih ditempatkan di sejumlah lokasi khusus yang disebut dengan Community House (CH), yaitu lokasi penitipan yang ditunjuk pihak Pemkot Pekanbaru sebagai tempat penampungan para imigran tersebut, seperti Wisma Panel Rumbai, Siak Resort, Hotel Rina, Hotel Satria, D' Cops, Wisma Indah, Hotel Tasoya, Wisma Novry, serta satu Rudenim.

Terkait dengan penambahan jumlah imigran tersebut, Junior berharap segera mendapatkan solusi dari pihak terkait.

Alasannya, apabila dibiarkan, hal itu akan menjadi masalah di kemudian hari lantaran faktor manusia yang terus berkembang hingga membentuk suatu komunitas. "Ini agar menjadi perhatian pemda, baik Kota Pekanbaru maupun Provinsi Riau."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya