Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Bersolek Jadi Embarkasi

Nurul Hidayah
30/5/2018 09:20
Bersolek Jadi Embarkasi
(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

RENCANA pemerintah menjadikan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) sebagai embarkasi antara calon jemaah haji membuat daerah di sekitar Kabupaten Majalengka bersolek diri. Selain Pemerintah Kota Cirebon, Pemkab Indramayu juga mengajukan diri.

Untuk itu, pemkab sudah merelakan lahan seluas 7 hektare guna dibangun menjadi asrama haji. Senin (28/5), lahan yang disiapkan itu didatangi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Nizar. "Tinggal menambah kekurangan lahan sekitar 3 hektare," tutur Nizar.

Ia memaparkan pemberangkatan haji dari BIJB Kertajati belum bisa dilakukan karena belum ada wisma haji terdekat dari bandara.

Kementerian Agama berencana membangunnya di dekat BIJB sehingga bisa mengurangi kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Selama ini, jemaah haji dari Jawa Barat bersiap di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi. Lokasi itu cukup jauh dari kabupaten dan kota di Jabar.

Dengan dioperasikannya BIJB sebagai embarkasi haji, maka daerah di Jabar bagian timur bisa lebih dekat. Begitu juga calon jemaah haji dari pesisir utara Jawa Tengah seperti Brebes, Tegal, dan Pekalongan. "Asrama haji untuk embarkasi BIJB nantinya akan dibangun setara hotel bintang tiga. Bukan hanya untuk kepentingan haji, tapi juga bisa digunakan untuk kegiatan pendidikan dan latihan," tandas Nizar.

Wakil Bupati Indramayu Supendi menambahkan pihaknya mengusulkan tiga alternatif lokasi untuk diba-ngun asrama haji. Akhirnya usul yang diajukan ialah yang berlokasi di belakang kampus Politeknik Indramayu di Kecamatan Lohbener karena lokasinya tidak jauh dari pusat kota. "Lokasi ini juga memiliki banyak akses jalan."

Sementara itu, Pj Wali Kota Cirebon Dedi Taufik mengusulkan eks asrama haji menjadi embarkasi. "Jarak dari Kota Cirebon ke Majalengka tidak jauh. Sudah ada Tol Cipali sehingga jemaah haji bisa tiba di BIJB kurang dari 1 jam."

Landasan kurang panjang

Selain urusan asrama haji, BIJB sebagai embarkasi antara juga belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Seperti diungkapkan juru bicara PT BIJB, Aradea Adisudarma, landasan pacu di bandara itu belum memungkinkan untuk didarati pesawat terbang yang langsung ke luar negeri.

"Dengan runway saat ini yang panjangnya masih 2.500 meter belum bisa didarati pesawat yang mampu terbang langsung tanpa transit ke Tanah Suci. Dari sini pakai 737, transit di Cengkareng menggunakan 777 yang berbadan lebar," ungkapnya.

Karena itu, BIJB membutuhkan landasan yang lebih panjang sehingga bisa didarati pesawat besar.

Perpanjangan runway merupakan kewenangan PT Angkasa Pura II sebagai pengelola.

"Saat melakukan perjanjian kerja sama dengan PT Angkasa Pura 2, salah satu klausulnya ialah mereka memperpanjang landasan dari 2.500 menjadi 3.000 meter," lanjut Aradea.

Dari Bandung, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku telah menyiapkan jalur nontol menuju BIJB. "Sambil menunggu tuntasnya pembangunan Tol Cisumdawu yang tersambung ke Cipali."

Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Jabar, M Guntoro, menambahkan jalan nontol yang sudah dibangun ialah jalur Kadipaten-Jatibarang. "Sudah bisa digunakan. Kondisinya mulus 100%." (BY/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya