Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
KAPOLRI Tito Karnavian menegaskan, untuk bisa menjaga stabilitas pasokan dan harga menjelang akhir tahun dan awal 2018, seluruh pihak harus ikut terlibat.
"Kami bersama-sama dengan seluruh jajaran, para kapolda, kapolres, kepala dinas pertanian, perdagangan, Bulog wilayah, cabang KPPU, semua pemangku kepentingan, untuk menyamakan persepsi. Untuk melakukan dan mengulangi kesuksesan pada saat lebaran," ujar Tito seusai rapat bersama Satgas Pangan membahas antisipasi kelangkaan pasokan dan kenaikan harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 di Mabes Polri, kemarin.
Hadir dalam rapat itu anggota Satgas Pangan, yakni Polri, Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Perum Bulog, serta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Tito menegaskan, berdasarkan penjelasan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, persediaan komoditas pangan pokok menjelang akhir tahun dan awal 2018, dalam kondisi aman.
Masyarakat tidak perlu khawatir terjadi kelangkaan bahan pokok.
"Masalah proses distribusi kerap mengalami hambatan sehingga memicu lonjakan harga. Kami akan mengawasi secara ketat terhadap distribusi bahan pangan di semua daerah," tegasnya.
Apabila terjadi lonjakan harga di suatu tempat, kepolisian akan menelusuri akar persoalannya sehingga dapat segera distabilkan kembali.
Operasi pasar juga menjadi opsi solusi lainnya.
Pemerintah melalui Bulog akan menggelar operasi pasar di titik-titik rawan. Pada kesempatan sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan, seperti biasa, jelang akhir tahun akan dimanfaatkan banyak pihak untuk mencari keuntungan, termasuk para kartel pangan yang kerap mengorbankan masyarakat.
"Kini semua telah berjalan bersama-sama. Semuanya berjalan lebih baik. Ada Satgas Pangan yang membedakan antara situasi di tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya," ucapnya.
Sementara itu, dari berbagai daerah, pasokan pangan aman. Di Sukabumi, Jawa Barat, harga beras relatif stabil.
Demikian juga di Bangka Belitung, stok beras dan gula di wilayah itu dipastikan aman.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bangka Belitung, Yuliswan, mengatakan stok beras dan gula aman.
"Stok yang ada aman sampai dua bulan ke depan," ujar Yuliswan.
Di daerah lain, seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan, stok pangan aman dan terkendali.
Bahkan, di Nusa Tenggara Timur, stok 11 komoditas pangan strategis, yakni beras, jagung, keledai, minyak goreng, gula, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras mengalami surplus.
Namun, di Jawa Tengah seperti Kabupaten Klaten dan Banyumas, harga beras sempat naik. Operasi pasar beras dilakukan untuk mengendalikan harga beras.
Gejolak harga
Sejumlah harga kebutuhan pokok di beberapa kabupaten/kota di Sumatra Selatan tidak terkendali.
Seperti di Muara Enim, harga daging sapi Rp145 ribu per kg, sedangkan di daerah lain daging masih dijual Rp100 ribu per kg.
Selanjutnya, beras medium dijual dengan harga Rp13 ribu per kg.
Padahal, di daerah lain, beras medium masih dijual dengan harga Rp12.500 per kg.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel, Bakhtiar AS, mengaku memang ada beberapa daerah yang memiliki gejolak harga sejak beberapa pekan.
Untuk itu, pihaknya sudah dua pekan ini melakukan operasi pasar.
"Harga di pasaran memang beragam, tapi kita targetkan dengan operasi pasar bisa membuat kestabilan harga," kata Bakhtiar seusai Rapat Pengamanan dan Pengawasan Pangan Jelang Natal dan tahun baru, kemarin.
(BB/SY/PO/PT/LD/DW/RF/JS/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved