Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Membuka Ruang bagi Aspirasi

Hamdi Jempot
11/12/2017 05:16
Membuka Ruang bagi Aspirasi
(ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

BAGI Pemerintah Provinsi Maluku, bukan hal mudah untuk mengejar indeks demokrasi yang ideal. Konflik kemanusiaan pada 1999-2002 membuat daerah itu terpuruk. Berbagai upaya pun dilakukan.

Hasilnya Maluku diganjar untuk menerima penghargaan Indeks Demokrasi Indonesia 2016 dalam kategori meraih angka di atas 10 poin.

Kepada Hamdi Jempot dari Media Indonesia, Gubernur Maluku Said Assagaff mengaku terus membuka ruang seluas-luasnya kepada semua lapisan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.

"Tidak perlu demo-demo karena kami membuka ruang."

Berikut pernyataannya.

Anda senang Maluku dapat penghargaan Indeks Demokrasi Indonesia 2016?

Yang pertama, tentu saja, kami mengapresiasi Kementerian Dalam Negeri yang telah menetapkan kami sebagai provinsi peraih penghargaan indeks demokrasi terbaik di Indonesia.

Seperti saat menyelesaikan konflik Maluku, pemerintah provinsi juga terus menampung semua aspirasi masyarakat.

Untuk tujuan itu, beberapa tahun terakhir ini, kami mengunjungi daerah-daerah yang jauh.

Kami menggelar rapat-rapat di daerah terpencil untuk mendapatkan masukan, mendapatkan informasi tentang situasi-situasi yang ada di wilayah itu.

Kami sadari, dengan semakin banyaknya informasi yang didapat, kami bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat.

Saya, pemerintah daerah, dan seluruh jajaran, kami membuka ruang kepada semua warga untuk menyampaikan aspirasi, tidak perlu dengan demo-demo.

Hampir setiap hari, saya menerima masukan dari warga.

Komunikasi intens dan timbal balik inilah yang mungkin menjadi salah satu kriteria sehingga indeks demokrasi Maluku terkatrol dan menjadi yang terbaik di Indonesia.

Bagaimana cara Anda menumbuhkan sikap demokratis?

Di pemerintahan, saya dan biro humas selalu membangun komunikasi dengan jurnalis.

Semua unit kerja dan dinas-dinas, setiap Jumat, kami berkumpul dengan para wartawan. Kami menyampaikan banyak hal secara terbuka.

Kami berharap pers bisa mengangkat keberhasilan yang dicapai.

Kami membuka ruang yang bisa dimanfaatkan pers, oleh kepala dinas, pejabat, dan oleh masyarakat.

Aspirasi dinas bisa disampaikan ke masyarakat dan aspirasi masyarakat juga bisa disampaikan ke dinas.

Semua kami bangun secara transparan dan akuntabel, terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi atau kami batasi.

Hambatan apa yang Anda temukan di lapangan?

Sebenarnya tidak ada. Saya belum melihat ada kendala.

Hanya saja, kami harus akui tingkat kepuasan terhadap jajaran saya ada yang masih rendah.

Ada satu-dua dinas masih terlalu tertutup.

Saya sudah minta itu dibuka karena sekarang ini kontrol masyarakat semakin keras, semakin kuat di kalangan kita sendiri.

Di masa depan, apa obsesi Anda?

Visi kerja kami dalam menumbuhkan sikap demokratis di antara ASN dan masyarakat sebenarnya sudah ada sejak lima tahun lalu, yakni membangun Maluku yang aman, Maluku yang religius, Maluku yang berkualitas, dan Maluku yang demokratis.

Terbukti, dengan visi tersebut, kami menemukan solusi untuk banyak masalah.

Saya sudah bisa membuka ruang-ruang.

(N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya