Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
ERUPSI Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, sangat memukul industri pariwisata di Bali. Hotel-hotel di Pulau Dewata ditinggalkan pengunjung. Di Sanur, salah satu kawasan teramai, tingkat hunian hotel hanya mencapai 10%-12%. “Untuk bisa menunjang operasional yang normal, minimal tingkat hunian kamar berkisar 40%-45%. Kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan para pelaku usaha jasa pariwisata,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Rabu (6/12).
Untuk mengatasi kondisi itu, para pengusaha melakukan efisiensi operasional. Di antaranya dengan mengatur jadwal kerja karyawan, sehingga tidak harus melakukan perumahan karyawan. Efiensi lain ialah penggunaan air dan listrik. Kondisi serupa juga terjadi di kawasan Kuta. Misalnya, Hotel Bintang Kuta, okupansinya terjun bebas hingga 13% beberapa hari lalu. “Hari ini, sudah naik jadi 20%,” kata Sales Manager Hotel Bintang Kuta, Dwi Wasiathi. Kondisi Gunung Agung, sampai kemarin masih menunjukkan aktivitas yang fluktuatif. Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, I Gede Suantika, menyatakan gerakan lava sudah berada di dasar kawah. Desakan lava juga semakin melemah.
“Indikatormya terpantau dengan adanya sinar api di puncak kawah. Selain itu, embusan asap juga semakin tinggi, dari semula hanya 100 meter, hari ini menjadi 1.500 meter,” ujarnya. Dia mengakui sudah terjadi pelambatan efusi atau pertumbuhan lava ke permukaan. Namun, sejak kemunculan api di puncak kawah, Selasa (5/12) malam, suplai magma ke permukaan kawah terus terjadi. “Kalau itu terjadi terus menerus, cepat atau lambat Gunung Agung pasti akan meletus lagi. Hanya soal waktunya memang belum bisa diketahui,” tandas Suantika.
Kemarin, bantuan untuk korban di pengungsian juga terus mengalir. Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra menyerahkan 8.500 kotak pensil untuk siswa SD dan SMP. Bantuan diserahkan, saat dia melihat proses belajar mengajar warga pengungsi di SMPN 2 dan SMPN 4 Denpasar. “Kami mengajak warga agar tetap bersemangat untuk sekolah. Walau kondisinya kurang baik, tapi pendidikan harus tetap berkelanjutan,” pesan Rai Mantra. Dia juga menginstruksikan aparat desa dan kelurahan mendata kebutuhan para pengungsi. “Kita harus melayani para korban dengan baik.” (RS/OL/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved