Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
MINGGU pagi (3/12), ratusan warga Desa Sukamarto, Kecamatan Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, berkumpul di halaman balai desa setempat.
Mereka mengenakan busana adat Jawa dan membawa nampan bulat berisi makanan ingkung bebek dan tumpeng. Jumlah masing-masing ada 1.000 ingkung dan tumpeng.
Tepat sekitar pukul 09.00 WIB, ratusan warga berjalan kaki menuju makam sesepuh desa bernama Habib Abdurrahman yang biasa disapa Simbah Habib.
Jaraknya 600 meter dari lokasi balai desa.
Warga berseragam prajurit kerajaan berada paling depan, mengawal andong yang dinaiki kepala desa dan istrinya.
Puluhan warga yang membawa gunungan hasil bumi berbaris tepat di belakang andong, lalu diikuti barisan pembawa tumpeng dan ingkung bebek, diiringi tetabuhan tradisional yang dimainkan kelompok kesenian dari desa itu.
Sesampainya di makam leluhur desa, mereka memanjatkan doa bersama, dipimpin pemuka agama atau ulama desa.
Usai mereka berdoa, gunungan berisi hasil bumi siap diperebutkan warga.
Sejumlah 1.000 ingkung dan tumpeng disantap bersama seluruh warga yang hadir di dekat makam.
Kepala Desa Sukomarto, Miftahudin, mengatakan acara tersebut diberi nama Garebek Budaya Religi Kirab 1.000 Ingkung Bebek.
Kegiatan ini rutin diselenggarakan setahun sekali untuk memperingati haul Simbah Habib Abdurrahman, sesepuh desa itu.
Acara itu sekaligus bertujuan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H.
"Kegiatan ini seperti sedekah massal. Kami menyelenggarakannya satu tahun sekali untuk menjaga tradisi leluhur yang diwariskan secara turun-temurun," tutur Miftahudin.
Dengan mendatangi makam leluhur, diharapkan, warga desa akan selalu mengingat leluhur.
Warga juga berlatih kekompakan dan kerja sama dalam penyelenggaraan kegiatan, seperti membuat ingkung, tumpeng, dan gunungan.
Dalam melatih kekompakan, mereka tidak akan gampang tergoda untuk ikut bergabung dengan paham dan kelompok radikal.
"Acara ini sekaligus untuk membentengi, mempertahankan ideologi bangsa dari ancaman radikalisme, menjaga keutuhan NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Miftahuddin.
Garebek Budaya 1.000 Ingkung Bebek ini juga menandai Desa Sukomarto sebagai penghasil bebek terbesar di Temanggung. Mayoritas penduduk desa, terutama di Dusun Bentisan, beternak bebek dan bertani.
Populasi bebek di desa tersebut sekitar 5.000 ekor. Kualitas daging dan telur juga lebih enak.
Camat Jumo Subkhan Ashadi, berharap kegiatan kirab 1.000 bebek tersebut dapat dikembangkan jadi momen wisata yang dapat menarik minat wisatawan berkunjung ke desa itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved