Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DALAM beberapa hari ke depan, kemacetan parah di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, bisa dilupakan. Pembangunan Tol Soreang-Pasir Koja sudah kelar dan diharapkan bisa mulai dioperasikan akhir bulan ini. “Hari-hari ini, kami melakukan pengerjaan tahap akhir. Kami berharap akhir bulan ini, Presiden Joko Widodo bisa meresmikan Tol Soreang-Pasir Koja,” kata Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar Bagus Medi Suarso, di Bandung, Rabu (8/11).
Tol yang sering disingkat Soroja itu sepanjang 10,55 kilometer. Mulai perencanaan, pembebasan lahan, hingga pembangunan konstruksi, tol itu membutuhkan waktu hingga 15 tahun. Pengguna tol itu bisa menghindar dari kemacetan parah yang setiap saat terjadi di Jalan Raya Kopo. Tol itu juga masuk proyek strategis nasional.
Bagus Medi menambahkan pihaknya akan segera menyurati Badan Pengatur Jalan Tol untuk menginformasikan pembangunan tol sudah selesai. “Setelah mendapat rekomendasi dari BPJT, kami akan melakukan uji laik fungsi. Serah terima dari kontraktor ke pemilik tol sudah dilakukan.” Ia optimistis dalam waktu dekat BPJT bersama tim gabungan dari Kementerian Perhubungan dan Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat akan mengecek langsung kesiapan dan keamanan Tol Soroja.
Dengan pengoperasian Tol Soroja, perjalanan Kota Bandung-Kabupaten Bandung dan sebaliknya, yang biasanya membutuhkan waktu 2-3 jam, bisa dipotong menjadi paling lama 10 menit. “Yang perlu kami antisipasi di sekitar pintu tol sehingga tidak menjadi simpul kemacetan baru.”
Ditemui terpisah, Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa membenarkan pengerjaan Tol Soroja sudah terealisasi 98,88%. “Konstruksi bisa dikatakan sudah selesai, tinggal tahap akhir. Pengerjaan yang masih dilakukan lebih pada kelengkapan jalan, rambu, penahan, rumput, dan pagar.”
Tol Soroja memiliki lima exit toll, yakni Marga Asih Barat, Marga Asih Timur, Kutawaringin Barat, Kutawaringin Timur, dan Soreang. “Tol Sororja sudah sangat siap untuk beroperasi,” tegas Iwa.
Bandara Sukabumi
Di Sukabumi, pemkab menyiapkan tiga lokasi alternatif untuk digunakan sebagai lokasi pembangunan bandara. Survei lapangan akan dilakukan pemangku kepentingan ke lokasi itu. “Pemkab Sukabumi dan Dinas Perhubungan Jawa Barat akan turun ke lapangan dalam pekan ini. Lokasi belum dipastikan, tetapi kami sudah memilih tempat,” kata Bupati Sukabumi Marwan Hamami.
Ketiga lokasi yang potensial itu, yang pertama di antara Kecamatan Cikembar-Kecamatan Warungkiara. Lokasi kedua di lahan bekas PT Texmaco di Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Lokasi ketiga di Kecamatan Surade. Dari ketiganya, lokasi di Cikembar-Warungkiara paling potensial karena dua lokasi lain terkendala sejumlah masalah.
Luas lahan yang disiapkan Pemkab Sukabumi untuk pembangunan bandara sekitar 400 hektare. Marwan berharap pembangunan bandara bisa beriringan dengan penyelesaian Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dan jalur ganda kereta api. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan pembangunan bandara di Sukabumi dimulai 2019 dan selesai 2020. Tahun depan ditarget bisa membebaskan lahan.
Di Brebes, Jawa Tengah, dinas perhubungan dan polres memutuskan memisahkan dua jalur di jembatan layang Kretek karena kerap terjadi kecelakaan lalu lintas. “Sejak diresmikan dua bulan lalu, sudah terjadi 15 kasus kecelakaan. Karena itu, kami akan membangun jalur pemisah,” kata Kasat Lantas Polres Brebes Ajun Komisaris M Rikha Zulkarnaen. (BB/JI/PO/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved