Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KONGRES Sungai Indonesia III di Kota Banjarmasin yang berlangsung pada 1-4 November, menghasilkan lima maklumat tentang pengelolaan sumber daya air dan lingkungan. Yang terpenting bahwa sumber daya air di Indonesia sudah sangat kritis akibat kebijakan, perilaku manusia, perusahaan, dan pola pembangunan. "Masalah itu perlu diatasi dengan pendekatan budaya, hukum, dan perbaikan kebijakan. Solusi lain ialah melakukan edukasi sistem informasi yang dapat dijangkau masyarakat, dan inovasi teknologi tepat guna yang ramah lingkungan," papar Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, yang menutup kongres, Senin (6/11).
Dia menambahkan, untuk menjamin kelestarian sumber daya air daerah aliran sungai beserta ekosistem, perlu dilakukan upaya menekan laju deforestasi. Upaya itu bisa diraih dengan menata kebijakan, mengontrol izin, dan pengawasan pemanfaatan hutan. Sungai, ujarnya, sebagai urat nadi peradaban maritim harus dibangun dengan mengembangkan strategi mewujudkan ruang ekologi, ekonomi, dan sosial budaya berbasis kerakyatan. "Sudah waktunya mengarusutamakan kearifan lokal untuk memperkuat peradaban sungai sebagai ibu kehidupan."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved