Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
UNTUK memperlancar perolehan pupuk bersubsidi, Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai menerapkan kartu tani untuk musim tanam I saat sekarang. Kartu tani ini digunakan untuk membeli benih dan pupuk bersubsidi. Namun, Pemkab Banyumas masih memberikan toleransi kepada petani yang belum punya kartu karena sedang masa transisi. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyumas, Widarso, mengungkapkan, dengan adanya kartu tani, baik kebutuhan pupuk maupun benih akan lebih terkendali.
"Namun, belum seluruh petani di Banyumas mendapatkan kartu tani. Dari 88 ribu petani, yang terbagi telah mencapai 90%. Tinggal 8.800 petani atau 10% belum mendapatkannya," kata Widarso, Senin (6/11).
Kartu tani juga siap digunakan di Sukabumi, Jawa Barat. Ketua Gabungan Kelompok Tani Subur Jaya, Desa Gunungjaya, Kecamatan Cisaat, Asep Sopyanudin, menjelaskan hingga saat ini dari 100 gabungan kelompok tani, baru 70% petani yang didata untuk mendapatkan kartu tani. Pendataan dilakukan penyuluh pertanian lapangan. Petani hanya menyerahkan KTP dan kartu keluarga untuk pendataan kartu tani. Dari Bangka Belitung, untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, petani harus mengajukan rencana definitif kebutuhan pokok (RDKK).
Tanpa RDKK, petani tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi.
"Petani harus bikin RDKK bila ingin pupuk bersubsidi. Kita minta penyuluh untuk bisa mengingatkan kelompok tani agar membuat RDKK. Kita ingatkan untuk membuat karena dari situ kita tahu berapa kebutuhan pupuk pada musim tanam ini. Barulah kita bisa usulkan ke pusat," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bangka Belitung, Toni. Selama ini, menurut Toni, masih banyak petani yang tidak membuat RDKK, tapi protes ketika tidak mendapatkan pupuk bersubsidi. "Kita punya 4.000-an kelompok tani, terbanyak di Bangka Selatan. Kalau mereka buat RDKK kita bisa lebih maksimal," jelasnya.
Penambahan stok
Di sejumlah daerah, penyaluran pupuk bersubsidi terus diawasi. Dari Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memasuki pekan kedua November musim tanam, stok pupuk dijamin aman. Dalam mengantisipasi masa tanam padi Oktober-Maret, PT Pupuk Kujang sudah menyiapkan stok 190 ribu ton untuk Jawa Barat, sedangkan kebutuhan pupuk untuk November-Desember tidak sampai 30 ribu ton. Manajer Humas PT Pupuk Kujang, Ade Cahya, menjelaskan pihaknya terus mendorong pupuk bersubsidi hingga gudang lini tiga atau tingkat kota dan kabupaten.
Sebaliknya di Gresik, Jawa Timur, petani di wilayah pantura melakukan aksi borong pembelian pupuk bersubsidi. Aksi borong dilakukan karena petani khawatir tidak memperoleh pupuk bersubsidi saat musim selanjutnya seperti tahun lalu. "Kita sekalian beli untuk stok," aku Wardi, petani asal Kecamatan Panceng, Gresik, yang memborong pupuk sebanyak 6 kuintal. Diketahui, kebutuhan satu musim tanam sekitar 3 kuintal.
Di Klaten, Jawa Tengah, untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk bersubsidi, pemerintah provinsi setempat menambah jumlah alokasi pupuk bersubsidi untuk satu kali musim tanam dengan sasaran luas tanam 40 ribu hektare. Selain pupuk bersubsidi, petani didorong untuk menggunakan pupuk organik. Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, misalnya, meminta kelompok tani untuk mendorong anggotanya menggunakan pupuk organik demi mengurangi kebergantungan pada pupuk bersubsidi. (BB/RF/UL/YK/JS/JL/MG/DG/AS/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved