Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Kuota Pupuk Subsidi Kurang

MI/John Lewar
02/11/2017 00:31
Kuota Pupuk Subsidi Kurang
(ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

RISAU menggelayuti Rafael Juna, 46, sepekan terakhir. Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, itu, terus diberondong pertanyaan dari petani lain yang mengaku sulit mendapatkan pupuk.
"Di ibu kota Kecamatan Kuwus, hingga ke desa dan dusun terpencil, semua petani mengeluhkan masih sulitnya mendapat pasokan NPK dan urea. Padahal, sebagian petani sawah sudah mulai menanam dan dalam beberapa hari ke depan sudah harus memupuk," ujar Rafael, di Labuhanbajo, Rabu (1/11).

Selain Kuwus, kecamatan lain yang mengalami kondisi serupa ialah Ndoso dan Macang Pacar. Setidaknya ada 40 desa di tiga kecamatan itu yang kebutuhan pupuknya belum terpenuhi. Kepala Dinas Pertanian Manggarai Barat, Anggalinus Ipul membenarkan kurangnya pasokan pupuk dari pemerintah pusat ke daerahnya. "Pemprov menyatakan ada penurunan pasokan urea dan NPK pada November-Desember." Distributor pupuk di Ndoso, Ali Haji Sumarto menyatakan daerahnya kekurangan 100 ton NPK dan 200 ton urea. "Manggarai Barat butuh 16 ribu ton, tapi pasokannya hanya 5.000-an ton."

Guna mengatasi kekurangan pupuk, Dinas Pertanian Nusa Tenggara Timur meminta tambahan pupuk subsidi sebanyak 10 ribu ton. "Tambahan itu akan menambah sisa stok pupuk kuota 2017 sekitar 14.400 ton atau 30% dari kuota tahun ini sebanyak 48.000 ton," kata Kepala Dinas Pertanian NTT Johanes Tay Ruba.

Klaten kekurangan
Kekurangan pupuk juga disuarakan daerah lumbung padi Indonesia, Kabupaten Klaten. Pejabat dinas pertanian, Wahyu Wardana, memperkirakan alokasi pupuk urea 2017 tidak mencukupi kebutuhan petani hingga akhir tahun. "Jumlah alokasi pupuk urea untuk sektor pertanian tahun ini sebanyak 25.280 ton. Hingga Oktober, pupuk yang tersalur kepada petani mencapai hampir 80% atau sekitar 20.225 ton," tuturnya. Saat ini, sisa alokasi sekitar 5.000 ton diperkirakan tidak mencukupi kebutuhan petani sampai akhir Desember. Karena itu, pihaknya mengajukan tambahan pupuk ke provinsi.

Di Cilacap, dinas pertanian menyatakan kekurangan pupuk urea mencapai 9.000 ton. "Jatah yang dialokasikan tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Kuota urea di Cilacap hanya 25 ribu ton, sedangkan kebutuhan riil setahun mencapai 34 ribu ton," kata Kepala Dinas Pertanian Cilacap, Gunawan. Kondisi lain dilaporkan terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Petani mengeluhkan penjualan urea dan NPK yang melebihi harga pemerintah. "Mereka masuk ke kecamatan dan desa-desa. Mereka menjual urea Rp100 ribu dan NPK Rp120 ribu berukuran 50 kilogram, dari seharusnya Rp90 ribu untuk urea dan Rp115 ribu untuk NPK," keluh Saefuloh, 54, warga Kecamatan Sukarame.

Petani di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sampai kemarin, masih bingung dengan fungsi kartu tani untuk mengurus pupuk subsidi. "Sampai sekarang, bank pelaksana belum mengaktifkan sistem kartu tani," kata Haryanto, petani di Desa Ngijo, Tasikmadu.
Berbeda dengan daerah lain, pasokan dan distribusi pupuk di Kota Sukabumi, Jawa Barat, berlangsung lancar. "Kami melibatkan berbagai elemen untuk melakukan pengawasan," kata Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, Hanafie Zain. (PO/JS/LD/AD/WJ/BB/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya