Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEKITAR 30 ekor gajah liar berkeliaran di dekat permukiman warga Desa Tuha, Kemukiman Lala, Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie, Aceh. Kawanan hewan berbelalai itu merusak sekitar 50 ha tanaman perkebunan milik warga setempat.
Informasi yang diperoleh Media Indonesia, Kamis (12/10), menyebutkan satwa raksasa dilindungi undang-undang itu sudah berkeliaran di perkebunan dekat permukiman warg sejak sepekan trakhir. Karena takut kepergok gajah, sekarang petani enggan pergi ke kebun.
"Takut nanti berpapasan dengan gajah. Karena sering gajah liar mengejar dan menyerang manusia hingga jatuh korban jiwa," kata Baihaki, petani di Kecatan Mila.
Dikatakan, akibat serangan tersebut puluhan hektare tanaman kakao, pinang, durian, rambutan dan palawija lainnya hancur digasak kawanan kajah liar itu. Binatang yang akrab disebut po meurah (istilah dalam bahasa Aceh) itu sering keluar hutan pada malam hari hingga mendekati permukiman warga.Warga takut gajah-gajah itu menyerang rumah-rumah sekitar kebun. Sedangkan saat siang hewan bertelinga niru tersebut berkeliaran dalam kebun.
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo, kepada Media Indonesia, mengatakan kawanan 30 ekor gajah liar itu adalah satu kelompok gajah yang sering keluar masuk kawasan perkebunan di Kecamatan Mila, Keumala, dan Tanngse. Pihaknya sudah sering menghalau binatang liar itu, tapi karena hutan habitatnya sudah terusik, kawanan gajah itu sulit menjauh dari perkebunan warga.
"Bulan lalu sempat lahir seekor bayi gajah di situ dan beberapa bulan sebelumnya ada juga bayi mati saat berpindah bersama kelompok induknya,"
kata Sapto Aji Prabowo. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved