Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
UNTUK memenuhi kehandalan energi listrik di 8 pulau di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Babel membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar setiap bulan mencapai 107.710 liter.
Deputi Manager Humas dan Hukum Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Babel. Agus Yuwanta mengatakan untuk memasok kebutuhan Pembakit Listrik Tenaga Disel (PLTD) di Kepulauan di Babel, PLN membeli BBM jenis solar dari Pertamina dengan kontrak pembelian terpusat.
Di Babel, menurutnya sudah ada 8 pulau yang menggunakan PLTD, pulau-pulau tersebut Selat Nasik 1.535 liter/hari, Pongok 720 liter/hari, Celagen 477 liter/hari, Nangka 73 liter/hari, Seliu 320 liter/hari, Sumedang 120 liter/hari, Bukulimau 108 liter/hari dan Gersik 159 liter/hari.
"Kebutuhan solar kita perhari untuk 6 pulau di luar Selat Nasik dan Pongok, 1.257 liter, sebulan 37.710 liter, sedangkan untuk Selat Nasik 45.000 liter dan Pongok 25.000 liter perbulan, jika di total secara keseluruhan 8 pulau itu menghabiskan BBM, 107,710 liter,"kata Agus.
BBM Solar untuk PLTD di 8 pulau menurutnya di pasok dari Depo Pertamina di Pangkalbalam Pangkalpinang. untuk satu kali trip pengiriman sebanyak 10 ribu- hingga 20 ribu liter, kemudian diangkut dengan kapal. Setelah sampai di pelabuhan terdekat, solar dipindahkan ke dalam drum berkapasitas 200 liter untuk disalurkan ke pulau-pulau.
"Pengiriman solar ke pulau-pulau ini tergolong rumit. Bayangkan, setelah dari Depo, solar diangkut dengan kapal, setelah sampai di pelabuhan terdekat, dipindahkan ke dalam drum berkapasitas 200 liter. Setelah itu baru diangkut kembali ke pulau tujuan," ungkap dia.
"Mengenai harga solar sesuai harga dari Pertamina, tidak ada perbedaan, tetap di angka Rp5.150 per liter," ucap Agus.
Dikatakan, PLN harus mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya transport, baik transport darat, laut, dan buruh angkut dari kapal ke lokasi PLTD. "Kita tetap mengeluarkan biaya tambahan sebagai biaya transportasi dan biaya angkut," terangnya.
"Kendati pengiriman BBM ini sulit dan harus ada biaya ektra, PLN tetap optimistis ketahanan energi listrik di kepulauan dapat terpenuhi," tuturnya.
Sementara, Area Manager Comunication dan Relations Sumbangsel. M Roby Hervindo mengatakan BBM khusus untuk PLTD di Provinsi Bangka Belitung kontranya tersendiri dan sudah terpusat.
"Kalau untuk PLN Babel, kontrak BBM-nya sudah terpusat dari Pertamina, tidak ada perbedaan harga. Beda halnya dengan industri, menggunakan kontrak tersendiri," kata Roby.
Roby menyebutkan secara umum konsumsi BBM jenis solar untuk wilayah Bangka Belitung cendrung stabil yakni rata-rata 4.500 KL per bulan.
"Kendati PLN gunakan BBM, konsumsi BBM Babel tetap stabil tidak terjadi kenaikan,"ujarnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved