Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Banjir Bandang di Madina, Ratusan Warga Mengungsi

Puji Santoso
10/10/2017 13:55
Banjir Bandang di Madina, Ratusan Warga Mengungsi
(Dok. MI)

BANJIR bandang melanda empat desa (wilayah Siulangaling) di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, sejak Minggu malam (8/10). Pemerintah Kabupaten Madina mencatat sebanyak 147 rumah Desa Hutarimbaru hingga kemarin siang masih terendam banjir. Ketinggian air mencapai dua meter. Warga pun memilih mengungsi ke wilayah yang lebih aman.

Diperkirakan ada ratusan ekor ternak milik warga Desa Hutarimbaru mati akibat terendam dan belasan hektare kebun warga juga rusak. Sementara di Desa Rantopanjang ada sekitar 20 unit rumah penduduk masih terendam air. Belum dapat dipastikan kerugian yang dialami warga akibat banjir ini.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, Muktar Afandi Lubis dalam keterangan tertulisnya Rabu kemarin mengatakan, banjir yang
melanda 4 desa di wilayah Kecamatan Muara Batang Gadis tidak menimbulkan korban jiwa. Hanya beberapa rumah penduduk rusak parah dan ringan.

Di Desa Lubuk Kapundung 1 sebanyak 4 rumah rusak, 40 ekor ternak mati serta sejumlah kebun milik warga gagal panen dan rusak.

Di Desa Lubuk Kapundung 2, hanya 1 unit rumah penduduk yang diketahui mengalami kerusakan, namun 69 ekor ternak mati terbawa arus banjir dan
ladang milik warga juga mengalami kerusakan dan gagal panen.

Di Desa Hutarimbaru dan Deda Ranto Panjang sendiri belum dipastikan kerugian yang diderita warga karena sampai saat ini banjir masih merendam desa.

Afandi menjelaskan sejauh ini pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah sudah menuju lokasi banjir, namun terkendala akibat sulitnya akses masuk ke lokasi.

"Untuk menuju desa-desa yang terkena banjir memang harus menelusuri sungai dengan menaiki kapal boat. Sementara, kapal boat milik warga banyak yang rusak akibat banjir," katanya.

Untuk desa yang banjirnya sudah surut dilaporkan bahwa warga sudah mulai membersihkan material lumpur dan kayu gelondongan yang menghantam pemukiman warga. Dengan alat seadanya warga secara gotong royong membersihkan rumah-rumah yang terkena musibah.

"Aktifitas belajar mengajar sendiri di lokasi masih diliburkan karena bangunan sekolah juga terendam banjir. Warga berharap agar Pemerintah Daerah segera turun tangan membantu penderitaan warga karena sejauh ini, kondisi cuaca yang belum bersahabat masih memaksa warga untuk mengungsi," ujar Afandi. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya