Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DINAS Pendidikan Provinsi Bangka Belitung (Babel) menegaskan melarang sekolah melakukan tes kehamilan terhadap para siswa. Sebab sekolah merupakan tempat belajar bukan tempat tes kehamilan.
Larangan itu disampaikan Kepala dinas Pendidikan Babel Muhammad Soleh, setelah satu sekolah di Kabupaten Bangka Barat melakukan tes kehamilan terhadap para siswinya. Tes itu dilakukan untuk mengantisifasi kejadian seperti di sebuah SMK di Belinyu yang siswinya melahirkan di toilet sekolah, Kamis (28/9).
"Sekolah itu tempat belajar, mencetak generasi masa depan bukan tempat tes kehamilan. Jadi saya ingatkan tidak benar sekolah melakukan tes kehamilan ke para siswinya," tegas Soleh.
Soleh mengaku kejadian salah satu siswi melahirkan di toilet sekolah telah mencoreng dunia pendidikan di Provinsi Bangka Belitung. Untuk itu, dia mengaku prihatin dan sangat disayangkan.
"Dunia pendidikan kita jelas tercoreng. Saya prihatin dengan kejadian ini. Saya ingatkan sekali lagi sekolah bukan tempat tidak benar dan bukan tempat kurang ajar," ujarnya.
Dengan begitu, Dinas Pendidikan akan melakukan pengecekan kebenaran apakah ada sekolah di Bangka Barat yang sudah melakukan tes kehamilan. Jika nanti memang terbukti, Disdik akan melakukan tindakan namun bersifat pembinaan terhadap kepala sekolahnya.
"Saya baru tahu, nanti akan kita cek benar tidak ada sekolah yang melakukan tes kehamilan untuk antisipasi kejadian serupa. Kalau memang ada, kita akan lakukan pembinaan," terangnya.
"Apalagi katanya ada seorang siswi hasil tes positif hamil. Ini luar biasa, makanya kita akan cek kebenaran tersebut," ungkap dia.
Dia pun meminta kepada seluruh orang tua untuk lebih menekankan karakter keimanan kepada anak. Sebab, tolok ukurnya ada pada orang tua, setiap hari anak-anak banyak menghabiskan waktu di rumah.
"Peran orang tua sangat besar dalam hal ini, pembentukan karakter keimanan anak bukan hanya di sekolah saja, tetapi oleh orang tua juga, sehingga kejadian serupa dapat diantisipasi," tutur Soleh.
Sementara itu Ketua KPAD Provinsi Bangka Belitung Sapta Qodria mengatakan KPAD sudah melakukan pendampingan terhadap korban dengan memberikan pendampingan psikolog, untuk membantu trauma yang dialami korban.
"Secara fisik baik, tapi mengalami trauma, jadi kita beri pendampingan psikolog," kata Sapta.
Sapta meminta kepada seluruh orang tua agar lebih memperhatikan dan membimbing anak agar kejadian di SMK Belinyu tidak terjadi kembali.
"Dalam kasus ini, memang peran orang tua sangat dibutuhkan sehingga tidak terjadi hal demikian," ujar dia.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved