Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Mereka Memilih Memberi

Bayu Anggoro
05/9/2017 10:38
Mereka Memilih Memberi
(Pengunjuk rasa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melakukan aksi teatrikal sebagai bentuk solidaritas bagi muslim Rohingya di depan Gedung DPRD Malang, Jawa Timur, (Senin, 4/9)---MI/Bagus Suryo)

RIDWAN Kamil punya cara tersendiri kala menyikapi tragedi kemanusiaan yang menimpa warga Rohingya di Myanmar. Wali Kota Bandung, Jawa Barat, itu memilih langsung bertindak dan sedikit melontarkan kecaman.

Kemarin (Senin, 4/9), ia menginstruksikan para lurah di wilayahnya agar menghimpun dana dari masyarakat. Dana itu akan disalurkan segera ke warga Rohingya.

"Itu sebagai wujud kepedulian dan solidaritas warga Bandung atas tragedi kemanusiaan di negara tetangga. Bandung memiliki tanggung jawab untuk mencari solusi dan membantu karena kota ini tempat digelarnya Konferensi Asia Afrika pada 1955 silam," ujar Emil, kemarin.

Ia berharap dana besar bisa dikumpulkan dari warga Bandung. Setelah itu, dana akan disalurkan lewat relawan Aksi Cepat Tanggap yang saat ini sudah berada di Myanmar. "Dalam tujuh hari ini akan kita kirimkan melalui ACT," tambahnya.

Aksi penggalangan dana juga dilakukan para pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Dipimpin Bupati Dedi Mulyadi, penarikan dadakan sumbangan itu berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp200 juta.

"Dana akan diserahkan ke PMI untuk diteruskan kepada saudara kita muslim Rohingya. Hari ini, kami melakukan aksi nyata, bukan sekadar melontarkan kecaman," kata Kang Dedi.

Aksi pengumpulan bantuan dilakukan mendadak. Entah siapa yang memulai, gentong kecil yang disediakan di tengah ruang terbuka langsung diisi bupati dan para PNS. "Semoga ini bisa meri-ngankan beban warga Ro-hingya," lanjut sang bupati.

Warga Buddha mengecam
Meski di Myanmar para pemuka agama Buddha menjadi terduga pelaku tragedi kemanusiaan terhadap warga Rohingya, di sejumlah daerah di Indonesia, warga pemeluk agama itu justru mengecam peristiwa tersebut.

"Kami mengecam keras tragedi kemanusiaan itu. Kami minta konflik segera dihentikan," kata rohaniawan Wihara Vipassana Graha Lembang, Sudha Sila.

Ia menyatakan sebagai umat Buddha, pihaknya mengecam tindakan anarkistis itu. "Buddha melarang segala bentuk kekerasan. Buddha mengajarkan cinta kasih dengan siapa pun, dengan agama apa pun."

Sikap serupa juga ditunjukkan umat Buddha di Kota Sukabumi. Mereka meneken pernyataan sikap yang salah satunya berisi kecaman terhadap pembantaian warga Rohingya.

Di depan Wali Kota Mohammad Muraz, pimpinan Majelis Tridharma Kota Sukabumi Hendi Suhendra meyakini krisis Rohingya tidak akan berdampak ke Sukabumi. "Kami sudah sepakat dengan pengurus wihara lainnya untuk menggalang dana guna membantu korban."

Di Aceh, Pengawas Majelis Buddhayana Indonesia, Yuswar, meminta pemerintah Myanmar belajar toleransi beragama dari masyarakat Aceh. "Di Aceh, dengan mayoritas penduduk beragama Islam, minoritas Buddha hidup berdampingan dan damai di tengah penerapan syariat Islam di Aceh. Penganut Buddha tetap bisa hidup rukun, tanpa ada konflik."

Aksi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dilakukan para tokoh lintas agama. Mereka menggelar pertemuan untuk membahas masalah itu di Wihara Dharmmasoka.

Ketua Lembaga Kajian Keislaman Kalsel Nurcholis Majid menilai pemerintah Myanmar telah gagal melindungi war-ganya. "Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas, cepat, dan lugas memberi bantuan untuk warga Rohingya dalam wujud apa saja. (RZ/DG/BB/FD/DY/BN/DW/YH/FL/AU/AT/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya