Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Tingkat Hunian Menurun, Pengusaha Hotel di Kaltim Diminta Inovatif

Syahrul Karim
30/8/2017 21:16
Tingkat Hunian Menurun, Pengusaha Hotel di Kaltim Diminta Inovatif
(Dok MI)

PERSATUAN Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalimantan Timur menyebut tingkat kunjungan hotel di Kaltim mengalami penurunan antara 15 sampai 25%. Hal ini disebabkan oleh turunnya pendapatan sebagian besar masyarakat Kaltim, termasuk pemerintah yakni dari sektor pertambangan khususnya batu bara.

"Kekuatan Kaltim ini adalah sumber daya alam (SDA), begitu sumber daya tergerus ya mau tidak mau terdampak," kata Sekretaris PHRI Kaltim, Zulkifli, di Balikpapan, Rabu (30/8).

Ia mengatakan, meskipun tak memberi dampak secara signifikan, jika tak segera dilakukan langkah penanggulangan, bukan tak mungkin hal tersebut akan membuat salah satu bisnis yang menopang sektor pariwisata tersebut terdegradasi.

Untuk itu, ia menjelaskan bahwa pihaknya bersama hotel-hotel dan restoran di Kaltim tengah berupaya melakukan banyak inovasi terhadap pelayanan di hotel agar menjaga stabilitas bisnis mereka.

Adanya penurunan ini juga dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Berdasarkan catatan BPS periode Juni 2017, tingkat hunian hotel di Kaltim sebesar 45,21%, atau mengalami penurunan 8,03 poin jika dibandingkan dengan Mei 2017 sebesar 53,24%.

"Ini membuat kami harus bisa berinovasi membuat pasar baru, kreativitas lah. Kami memulai dengan menyediakan tempat untuk kegiatan-kegiatan seminar misalnya, jadi tak melulu mengandalkan kunjungan wisatawan, sekarang hotel menyediakan katering juga. Harganya juga sangat kompetitif, ada salah satu hotel di Samarinda yang menawarkan bahkan sampai Rp20 juta saja, itu bentuk inovasinya," paparnya.

Dikatakannya, melihat rencana pemerintah untuk melakukan transformasi ekonomi, yan mana pariwisata dipandang menjadi salah satu sektor yang dianggap potensial.

Ia berharap, pemerintah memperhatikan juga para pelaku usaha. Untuk melakukan promosi di tingkat yang lebih luas, soal aksesbilitas, dan infrastruktur, menurut dia, penting untuk diperhatikan.

Sementara untuk dukungan dari sektor pelaku usaha pariwisata. khususnya perhotelan, ia memastikan sudah cukup baik dan siap. Namun demikian, ia juga menyoroti perihal kemudahan investasi dan perizinan, agar investor mudah masuk dan merasa nyaman. Hal ini untuk mendukung sebaran yang merata serta daya dukung fasilitas pariwisata.

"Kami harapkan pemerintah bisa bekerja sama dengan pihak industri, karena kalau bicara pariwisata, bukan hanya milik pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata, tapi juga dari kalangan industri pariwisata seperti hotel, restoran," ungkapnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya