Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Koperasi dan UMKM Harus Mampu Hadapi Tantangan Global

Micom
29/8/2017 16:45
Koperasi dan UMKM Harus Mampu Hadapi Tantangan Global
()

KOPERASI merupakan bentuk perekonomian yang tumbuh dan berakar dari budaya bangsa Indonesia dan sesuai dengan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dan merupakan amanah dari Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Eksistensi koperasi sebagai saka guru perekonomian merupakan suatu fenomena tersendiri karena tidak ada satu badan hukum atau badan usaha sejenis lain yang mampu menyamainya. Karena itu, keberadaannya diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya (Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta).

Koperasi oleh banyak kalangan diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia karena di dalamnya terkandung prinsip menolong diri sendiri, kerja sama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya.

Dengan jumlah terbanyak di dunia yaitu 209.000 buah, koperasi di Indonesia justru terpuruk. Apabila dikelola dengan baik, sumbangan koperasi dapat mencapai 68% total pendapatan domestik bruto (PDB) seperti di Denmark. Hal ini terjadi karena koperasi di Indonesia banyak yang tidak aktif, justru sering dipakai sebagai akal-akalan untuk merampok dana subsidi pemerintah.

Fenomena itu menjelaskan bahwa pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi dengan pertumbuhan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang pasif. Salah satu kendala ialah kurangnya partisipasi anggota dalam kehidupan berkoperasi. Padahal, partisipasi anggota sangat penting untuk memajukan dan mengembangkan koperasi.

Praktisi Notaris Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Dewi Tenty Septi Artiany, mengungkapkan, data pada 2016 yang memperlihatkan pendapatan domestik bruto (PDB) dari koperasi yang masih berkisar 4,4%.

"Walaupun jumlah koperasi terbanyak di dunia dimiliki Indonesia, tetapi besarnya jumlah tersebut belum diimbangi dengan besarnya pemasukan dari koperasi terhadap negara dengan sumbangan terbesar dari jenis koperasi simpan pinjam," katanya.

Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (FH Unpad) bersama Padjajaran Alumni Club (PAC) menyadari dengan seksama bahwa salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam konteks persaingan tersebut ialah bagaimana mempertahankan daya saing dari produk pengusaha UMKM yang tergabung dalam koperasi sehingga diperlukan upaya yang serius untuk melakukan penguatan produk.

Dan salah satu masalah yang cukup serius untuk ditangani ialah masalah identitas produk yang di dalamnya mencakup merek, logo, kemasan, label, cita rasa, standardisasi, sertifikasi mutu, dan paten.

"Sejatinya penggunaan merek kolektif sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM, khususnya yang tergabung dalam koperasi, dan karena mereka dapat menggunakan satu merek yang digunakan secara bersama-sama yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama atau koperasi produksi yang didirikan dengan tujuan penggunaan merek bersama," kata Dekan FH Unpad, Prof Dr An An Chandrawulan, dalam Seminar Nasional di Bandung, Jawa Barat, Senin (29/8).

Sejalan dengan Dekan FH Unpad, Dewi Tenty berharap seminar nasional ini akan turut memberi gambaran bagi para pemangku kepentingan dunia koperasi di Indonesia bahwa salah satu upaya untuk menekan biaya sekaligus memberikan perlindungan terhadap merek barang yang diproduksi oleh anggota-anggota koperasi produksi ialah dengan menggunakan merek kolektif.

Karena dengan menggunakan merek kolektif, para anggota koperasi sebagai pemohon merek kolektif dapat menanggung bersama biaya yang timbul dari proses pendaftaran merek kolektif tersebut.

Ajakan untuk turut memberdayakan koperasi dan UMKM agar memiliki daya saing dengan instrumen dunia ekonomi lainnya di Indonesia dilontarkan juga oleh Ketua PAC, Ary Zulfikar SH, sembari memberikan data yang bersumber dari Gubernur Bank Indonesia,

"Bahwa dalam satu tahun terakhir kontribusi ekonomi kreatif mencapai Rp850 triliun bagi sistem perekonomian Indonesia. Agar koperasi dan UMKM mampu untuk bersaing dalam kegiatan ekonomi, baik di level nasional maupun internasional, koperasi dan UMKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. Namun, tidak terbatas dalam pemanfaatan merek kolektif sebagai upaya branding strategy sehingga dapat menumbuhkembangkan produk-produk koperasi dan UMKM sehingga mempunyai daya saing dan lebih kompetitif di pasar nasional maupun internasional," tandasnya. (RO/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya