Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Masa Depan Anak-Anak Tergantung Katrol Tali

09/8/2017 09:10
Masa Depan Anak-Anak Tergantung Katrol Tali
(MI/HALIM AGIL)

DOKTRIN TNI lahir dari rakyat bukan sekadar omong kosong. Terlebih kalau hal itu disematkan dalam diri Sersan Kepala (Serka) TNI Muhammad Darwis, anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Korem 143 Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara.

Di tangan bintara inilah nasib anak-anak bangsa di wilayah yang jadi tanggung jawabnya dipertaruhkan. Betapa tidak, Darwis setiap hari menjadi operator penyeberangan ratusan anak SD dan SMP ketika mereka pergi dan pulang di Desa Tinokari, Rante Angin, Kabupaten Kolaka Utara. Darwis menyeberangkan mereka secara bergantian melintasi sungai dengan katrol.

Untuk menyeberangi Sungai Rante Angin yang jaraknya 60 meter, berpegangan pada Pak Serka agar tidak terjatuh ke sungai. Tanpa mengeluh sedikit pun, Darwis sudah menjalankan tugas ini selama satu tahun. Ada goresan senyum bahagia ketika dia melihat anak-anak terakhir sudah diseberangkan.

Setidaknya ada empat hingga lima anak yang bergantian menyeberang dari Desa Tinokasi, Desa Maroko, dan Desa Rante Angin. Ketiadaan jembatan penyeberangan menjadi penyebab mereka harus bergantian diseberangkan ke tepi. Darwis terenyuh ketika hujan datang karena kegiatan penyeberangan ini bisa terganggu.

"Dalam sehari memang tak menentu ada berapa kali harus menyeberangkan anak-anak sekolah. Kalau memang banyak yang harus diseberangkan, bisa berkali-kali juga. Saya bahagia melihat mereka bisa tetap bersekolah walau harus berjuang seperti ini," ujar Darwis, kemarin.

Kondisi ini membuat Komandan Korem 143 Haluoleo Kolonel TNI Andi Perdana prihatin. Sikap yang diperlihatkan Serka Muhammad Darwis merupakan perwujudkan anggota TNI yang harus menyatu dengan masyarakat. Hanya, ketika menyikapi fakta katrol sebagai alat penyeberangan, ia meminta pihak terkait mencari solusi.

"Tugas Babinsa TNI bukan saja mengetahui masalah yang ada di masyarakat, melainkan juga mencari solusi agar bisa terpecahkan. Keikhlasan dalam membantu masyarakat seperti yang dilakukan Serka Muhammad Darwis adalah dalam kaitan memecahkan masalah juga," ujar Kolonel Andi.

Ia berharap segenap komponen masyarakat bergotong royong membangun jembatan penyeberangan agar siswa tidak lagi menggunakan katrol tali saat ke sekolah. "Kasihan anak-anak sekolah yang harus bergantian diseberangkan kalau mau ke sekolah. Semoga hal ini bisa menjadi perhatian," tambahnya.

Keterbatasan infrastruktur di Kabupaten Kolaka Utara memang harus segera mendapat perhatian pihak berwenang. Kemerdekaan bangsa ini sudah memasuki usia 72 dan percepatan pembangunan infrastruktur diharapkan juga menyentuh Kolaka Utara. (Abdul Halim Agil/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya