Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEBANYAK 65 desa yang tersebar di sepuluh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan merupakan daerah rawan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kalsel bentuk tim terpadu penanganan karhutla.
Koordinator Manggala Agni Kalsel, Zulkarnaen, Jumat (4/8), mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir terjadi peningkatan panas yang menyebabkan munculnya titik api di sejumlah wilayah.
"Status Kalsel saat ini meningkat menjadi darurat siaga bencana karhutla, sehingga perlu kesigapan semua pihak," tuturnya.
Di Kalsel, lanjut dia, tercatat ada 65 desa rawan karhutla yang tersebar di 10 wilayah yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Balangan, Tabalong, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.
Wilayah ini merupakan daerah rawan terjadi kebakaran karena kondisi geografis desa yang didominasi lahan kritis dan rawa lebak di mana saat kemarau sering terjadi kebakaran, serta adanya kebiasaan masyarakat yang membuka lahan pertanian dengan cara membakar.
Guna mengatasi hal itu, pihaknya dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan membangun posko penanganan karhutla di tiap desa.
"Posko berbasis pemberdayaan masyarakat desa untuk berperan aktif melakukan pencegahan dini kebakaran. Sayangnya, baru 20 posko yang bisa dibangun pemerintah," ungkapnya.
Terkait semakin maraknya titik api ini, Pemprov Kalsel akan membentuk tim terpadu penanganan Karhutla yang beranggotakan semua unsur baik pemerintah, TNI-Polri, dan masyarakat. Penanganan karhutla di Kalsel juga dibantu Badan Penanggulangan Nasional Bencana (BPNB) dan KLHK yang pada pekan sebelumnya telah mengerahkan helikopter water boombing untuk pemadaman kebakaran lahan di Hulu Sungai Selatan.
"Helikopter dari pusat sempat beroperasi 15 hari dan kini digeser ke Kalbar karena kondisinya lebih parah," tambahnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyudin, mengatakan, puluhan titik api muncul di wilayah Kalsel saat ini. Sebagian titik api terpantau akibat dari maraknya aktivitas pembukaan lahan pertanian di lahan rawa lebak di wilayah hulu sungai di Kalsel.
Saat kemarau para petani memanfaatkan lahan rawa lebak menjadi areal pertanian padi, buah, dan palawija. Adapun luas rawa lebak yang selama ini dimanfaatkan untuk pertanian ini mencapai luas hampir 100 ribu hektar. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved