Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik) memberikan bantuan beasiswa kepada 3.000 mahasiswa asal Jabar. Mereka yang menerima beasiswa dengan kategori pemuda, atlet/keluarga atlet, guru, dan tenaga medis (PAGM), yang pada tahun ini dianggarkan Rp23 miliar.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Dr Dodin Rusmin Nuryadin, mengakui terjadi pengurangan anggaran untuk beasiswa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2015, bantuan beasiswa mencapai Rp46 miliar bagi 6.000 mahasiswa, sedangkan 2016 menjadi Rp42 miliar.
Pengurangan juga terjadi pada beasiswa tugas akhir yang sebelumnya konsisten disalurkan, tahun ini ditiadakan.
"Pengurangan anggaran di tahun 2016 dan 2017 disebabkan alih kelola SMA/SMK ke Pemprov Jabar yang membutuhkan dana sangaat besar. Fokus kami adalah membangun ruang kelas baru (RKB) yang sudah berjumlah 17.000. Tujuannya untuk menambah daya tampung sekolah, sehingga angka partisipasi anak sekolah meningkat. Lalu, beasiswa tugas akhir ditiadakan untuk tahun ini karena kami memprioritaskan mereka yang masih menempuh masa studi," jelas Dodin saat ditemui di ruang kerjanya, di Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, di Jalan dr Radjiman, Kota Bandung, Jumat (22/7) sore.
Ia mengemukakan, saat ini program beasiswa PAGN sedang dalam proses pendataann di 40 universitas negeri dan swasta, baik di luar maupun di Jabar dengan kuota masing-masing sebanyak 82 mahasiswa. Penerima beasiswa ditetapkan oleh PTN/PTS masing-masing. Dan, pada Agustus mendatang anggaran beasiswa akan didistribusi.
"Mahasiswa tingkat sarjana mendapat nilai beasiswa sebesar Rp6 juta, magister Rp.14 juta, dan doktoral Rp16 juta. Mahasiswa yang sudah melewati dua semester, sudah bisa mendaftar beasiswa, tetapi dengan persyaratan Indeks Prestasi Akumulatif (IPK) minimal 3.5 dan menempuh studi di PTS/PTN terakreditasi minimal B, begitupula dengan jurusannya," katanya.
Pemberian beasiwa, tambahnya, diprioritaskan bagi mahasiswa yang secara ekonomi kurang memadai. Namun, pengecualian dlakukan bagi mahasiswa yang berstatus sebagai atlet. Mereka tidak dinilai dari minimal IPK, tetapi prestasi olah raga, baik di tingkat nasional, ASEAN, Asia, ataupun dunia. Sementara keluarga atlet, guru, dan tenaga medis, penilaian dilakukan dari prestasi akademis.
"Beasiswa berlaku hingga mahasiswa lulus di tahun ke empat. Kami berharap penerima beasiswa PAGM memiliki kontribusi untuk pembangunan di Jabar, sesuai dengan bidang ilmunya," ucapnya. (OL-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved