Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pertunjukan Budaya Ramaikan Yadnya Kasada Bromo

Abdus Syukur
04/7/2017 20:19
Pertunjukan Budaya Ramaikan Yadnya Kasada Bromo
(ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

PUNCAK peringatan dan ritual Yadnya Kasada Suku Tengger akan digelar pada 10 Juli dini hari di Poten Pura Agung lautan pasir, dilanjutkan lempar sesaji ke Kawah Gunung Bromo. Namun, sebelumnya upacara itu akan didahului dengan rangkaian budaya yang sudah disiapkan masyarakat beserta jajaran pemerintahan.

Salah satunya disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo yang menyiapkan sejumlah penampilan budaya dan kesenian tradisional yang dikemas dalam 'Eksotika Bromo'.

"Bekerja sama dengan pihak swasta dan unsur Suku Tengger untuk menggelar sajian budaya dan seni tradisional. Tujuannya untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke Gunung Bromo," kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Sidik Widjanarko, Selasa (4/7).

Eksotika Bromo ini akan digelar selama 2 hari yakni pada 7 dan 8 Juli 2017 dengan berlokasi di lautan pasir. Sedangkan tema yang diusung ialah 'Penghargaan akan hidup dan penghargaan akan alam yang menghidupi'.

Sementara, Gita Rina, perwakilan dari panitia Satu Tujuan Kreatif Indonesia Art Manajemen, menjelaskan, pengunjung akan disuguhi sejumlah hiburan. Selain seni dan budaya Suku Tengger, juga akan ditampilkan kesenian dari berbagai daerah di Indonesia.

"Ini untuk membuktikkan bahwa Indonesia kaya budaya dan kesenian. Dengan adanya peringatan Yadnya Kasada yang juga bagian dari budaya di Indonesia ini, kesenian-kesenian dari daerah lain, akan dipadukan serta saling mengisi satu dengan lainnya," terang Gita.

Beberapa daerah yang ikut berpartisipasi di antaranya dari Gowa Sulawesi dengan Tari Pepe, Jembrana Bali dengan Jegog Suar Agung, Perkusi UL Daul khas Pamekasan Madura, Reog Ponorogo, Tari Mahameru, dan Jaranan Slining khas Lumajang, Jaranan Wahyu khas Probolinggo, dan masih banyak lagi.

"Masih banyak lagi, termasuk musik tradisional campursari serta sendratari Kidung Tengger yang menceritakan Panji Minor secara kolosal. Kami ingin menyajikan budaya dan seni yang bersanding dengan alam," imbuh Gita.

Selain itu, peringatan Yadnya Kasada tahun ini, juga untuk memperingati buku karangan Thomas Raffles yang berjudul 'The History of Java'. Buku ini bercerita tentang masyarakat Tengger. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik