Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Revolusi Mental Majal di KM Ciremai

MI
23/6/2017 09:22
Revolusi Mental Majal di KM Ciremai
(Para pemudik naik ke kapal KM Ciremai, di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jateng---ANTARA/R. REKOTOMO)

REVOLUSI Mental merupakan jargon yang diusung Presiden Joko Widodo sejak masa kampanye Pilpres 2014. Ia ingin mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat agar kembali mengedepankan nilai-nilai positif seperti kedisiplinan, ketertiban, sopan-santun, dan gotong-royong.

Namun, selama tiga tahun Jokowi berkuasa, jargon itu belum dihayati apalagi diterapkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam budaya mudik Lebaran 2017. Sikap dan perilaku sebagian pemudik masih jauh dari keinginan sang presiden.

Perilaku pemudik khususnya yang menumpang kapal KM Ciremai dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju kampung halaman di Surabaya, Makassar, Bau-Bau, Sorong, hingga Jayapura, merupakan contoh betapa mental masyarakat belum berubah.

Mereka masih saja bertabiat semaunya di kapal yang bertolak dari Tanjung Priok pada Senin (19/6) itu. Kedisiplinan masih menjadi barang langka. Para pemudik masih saja berperilaku seenaknya dengan membuang sampah sembarangan.

Mulai dari puntung rokok, bungkus makanan ringan, botol minuman, hingga sampah lainnya dibuang tidak pada tempatnya atau di kantung yang disediakan PT Pelni sebagai operator kapal. Alhasil, puntung rokok bertebaran di pinggir dek. Ironisnya lagi, kondisi seperti itu tak dianggap sebagai sesuatu yang ganjil.

Seorang penumpang, Alan, 29, beralasan tempat sampah terlalu jauh dari area merokok yang terletak di sepanjang dek. "Akhirnya ya dibuang saja di pinggir, tidak terlihat juga," cetusnya, enteng.

Di samping kebiasaan buruk dalam membuang sampah, masalah lain ialah keberadaan penumpang gelap. Mualim II KM Ciremai Dapot Pasaribu mengatakan masalah itu bukan persoalan baru karena nyaris di setiap perjalanan pihaknya selalu mendapati penumpang tak bertiket. "Susah memang mengatur penumpang yang tidak tertib," keluhnya.

Memang sudah teramat lama mental masyarakat Indonesia tunduk pada hal-hal yang buruk. Tak mudah mengubah sikap dan perilaku seperti itu, tetapi usaha dan keyakinan tak boleh takluk.(Ant/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya