Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

BPPT dan Tiga PTN Kaji KA Semicepat

(BY/N-3)
07/6/2017 01:00
BPPT dan Tiga PTN Kaji KA Semicepat
(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

PEMBANGUNAN kereta api semicepat Jakarta-Surabaya akan memasuki tahap prastudi kelayakan. Sebanyak tiga perguruan tinggi negeri (PTN) akan digandeng untuk membantu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk memperoleh gambaran objektif terkait dengan hal itu. Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan pembangunan kereta api semicepat ini terbagi ke dalam tiga segmen.

Prastudi kelayakan untuk setiap segmennya akan dilakukan BPPT beker­ja sama dengan satu PTN, yakni segmen Jakarta-Cirebon dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), segmen Cirebon-Semarang dengan Universitas Diponegoro, dan segmen Semarang-Surabaya dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). “Banyak hal yang bisa dikerjasamakan, yang spesifik untuk studi kelayakan kereta semicepat ini,” kata Unggul seusai menanda­tangani nota kesepahaman terkait dengan kerja sama dengan ITB di Kantor Rektorat ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/6).

Para ahli dari ketiga PTN ini akan melakukan kajian mengenai perencanaan transportasi kereta api, dasar prasarana perkerataapian, pemilihan teknologi, kajian lingkungan dan sosial, analisis kelayak­an proyek, serta rencana implementasi. Pada kesempata sama, Direktur Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi, Rizqon Fajar menambahkan, selain dari dalam negeri, sejumlah pakar kereta api dari Jepang dan Selandia Baru juga dilibatkan.

Pada tahapan berikutnya, lanjut Rizqon, para pakar yang diajak bekerja sama dengan BPPT ini akan melakukan kajian geologi, topografi, dampak yang ditimbulkan pada daerah sekitar bila dilalui kereta api semicepat, dan sebagainya. “Pembangunan kereta api semicepat ini diharapkan bisa memanfaatkan koridor rel yang ada, untuk menekan jumlah anggaran yang diperlukan. Kalau membuat rel baru, biayanya bisa tiga kali lipat,” tambahnya.

Koridor rel yang ada memiliki ukuran 1.435 milimeter (mm). Rel ini bisa dilalui kereta api dengan kecepatan 160 kilometer per jam. Dengan kecepatan seperti itu, jarak Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu 6 jam. “Kalau ini tidak bisa, maka harus dengan teknologi baru dengan ukuran 1.067 mm,” ujarnya.
Hal lain yang harus diperhatikan ialah keberadaan belokan/tikungan di setiap wilayah. “Radius tikungan harus lebar. Yang tadinya 1.000-1.200 harus jadi 1.800 atau 2.000. Kalau dipaksakan, kereta bisa terguling,” katanya. (BY/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya