Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
REMA Dubu, baru tiga bulan dikukuhkan sebagai Koordinator Youth Coalition for Girl (YCG) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. YCG adalah kumpulkan anak-anak muda yang berkomitmen menerapkan nilai-nilai kesetaraan gender ke dalam kehidupan pribadi, lingkungan, dan mayarakat. Begitu dikukuhkan di Jakarta pada Maret lalu, mahasiswi Universitas Nusa Cendana (Undana) ini langsung bergerak.
Ia mengajak anak-anak muda seusia SMP, SMA, dan mahasiswa bersama-sama mempromosikan hak-hak anak perempuan melalui berbagai aktivitas seperti menulis cerita anak perempuan yang dimuat di www.becauseiamagrils-indonesia.org. Mereka juga gencar mempromosikan hak-hak anak secara online maupun offline. YCG aktif melakukan advokasi terhadap anak-anak perempuan yang mengalami kekerasan seksual, kekerasan dalam pacaran, dirundung sahabat, hingga pernikahan dini.
“Kami sedang gencar memperkenalkan YCG bahwa perempuan itu makhluk yang dilindungi. Anak-anak pintar itu lahir dari rahim perempuan yang pintar,” kata Rema.
Pendapat Rema ini dilakukan untuk memosisikan derajat perempuan sejajar dengan laki-laki sebab sekarang ini masih banyak perempuan ditindas laki-laki serta mendapatkan perlakuan diskriminatif di sektor pendidikan maupun pekerjaan.
Untuk mendukung advokasi mereka, pada 19 Mei lalu, Rema bersama 10 rekannya yang memiliki semangat perjuangan yang sama bertemu mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar di Kupang. Mereka berdiskusi mengenai persoalan kesetaraan gender di Nusa Tenggara Timur, hingga kasus perdagangan manusia yang melibatkan anak-anak perempuan di bawah umur. Pertemuan tersebut difasilitasi Plan International Indonesia Area Timor yang menggagas pembentukan YCG tersebut. Dalam diskusi tersebut, Linda Gumelar mengatakan indeks pemberdayaan gender di Indonesia masih harus ditingkatkan.
Menurutnya, pemahaman terhadap kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di kalangan anak muda sangat penting sehingga mereka tidak menganggap perempuan cukup menjadi ibu rumah tangga. “Perempuan yang belajar di perguruan tinggi banyak, tetapi di dunia kerja laki-laki masih dominan,” katanya. Linda mengatakan proses menjadi seorang ibu harus mulai dari sejak usia dini sebab semakin cerdas perempuan, anak-anak yang dilahirkannya juga akan cerdas. “Kuncinya ada pada pendidikan sehingga saya yakin kelompok YCG ini akan menghasilkan anak-anak Nusa Tenggara Timur yang lebih baik,” tandasnya. (Palce Amalo/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved