Polisi Tindak Lanjuti Laporan Pina

APARAT Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menggeledah Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas III Kupang wilayah kerja Labuan Bajo.

Penggeledahan yang berlangsung kemarin menyusul dugaan pungutan liar (pungli) di kantor itu seperti diungkapkan salah seorang petugas, dr Pina Yanti Pakpahan.

Seusai penggeledahan, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Labuan Bajo Marsel Elias menegaskan tidak ada pungli di kantor yang dia pimpin. Sebab, seluruh pembayaran sudah berjalan secara daring.

Bahkan, menurut dia, penyidik menyarankan agar dirinya berdamai dengan Pina.

"Saya sudah dimintai keterangan oleh penyidik. Sehabis diperiksa, penyidik minta kami damai, tapi dia menolak. Ya saya bilang teruskan saja."Sehingga, dia mempersilakan Pina untuk meneruskan proses hukum.

"Hak dia melapor kami. Jujur, ini sudah mencoreng. Kalau di kemudian hari tidak benar, saya gugat balik,"katanya. Pina mengaku telah memiliki tiga bukti pungli di kantor tempat dia bekerja, yakni dua video rekaman pungli dan satu rekaman percakapan.

Kasus itu berawal saat Pina melayani pengurusan perizinan pemilik kapal speed boat berkapasitas di bawah 6 GT. Pemilik kapal memberikan Rp30 ribu. Pina mengembalikan uang itu. (JL/DW/VR/N-1)

Pina malah dimarahi rekan kerjanya saat menanyakan pungutan itu. Termasuk, ancaman pemukulan oleh Elias yang sudah dilaporkan ke Polres Manggarai Barat.

Pina berniat melaporkan dan menyerahkan bukti pungli termasuk berangkat ke Jakarta untuk menemui atasannya, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek. Hanya saja, Pina masih harus menunggu antrean.

"Sejak Senin (22/5) sore belum bertemu. Masih antre untuk bertemu Ibu Menteri. Semoga, besok (hari ini), saya sudah bisa bertemu," ujar Pina. (JL/DW/VR/N-1)