Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Tim SAR Setop Pencarian

Lina Herlina
30/12/2015 00:00
Tim SAR Setop Pencarian
(ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
TIM SAR gabungan yang selama ini bertugas mengevakuasi korban tenggelamnya KM Marina Baru 2B di Teluk Bone mulai ditarik. Hingga kini masih ada 12 penumpang KM Marina Baru 2B yang belum ditemukan. Tim SAR yang sudah ditarik berada di wilayah Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yang bergabung dalam tim evakuasi sejak awal hingga hari ke-10 pencarian. Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Ivan Ahmad Riski Titus mengatakan pihaknya sedang mengevaluasi kegiatan evakuasi KM Marina Baru 2B.

"Ini sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku di Basarnas. Rencana penutupan kegiatan tentu, tapi tergantung evaluasi. Namun, pencarian bisa saja dilanjutkan ketika pemilik kapal meminta," ujar Ivan, kemarin. Laporan Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara Kombes Raden Mas Suryo, hingga Selasa (29/12), jumlah penumpang yang ditemukan 106 orang dengan rincian 79 orang di Sulawesi Utara dan 27 orang di Sulawesi Selatan.

"Empat orang meninggal dunia yang kini berada di RS Djafar Harun Kolaka Utara belum diidentifikasi tim DVI Polda Sulawesi Utara," jelas Suryo. Alasannya, data ante mortem minim sehingga proses identifikasi terhambat. Namun, tim DVI Polri sudah mengambil sampel. "Keempat jenazah akan segera dikubur. Hal ini didasari pertimbangan minimnya data ante mortem, kondisi mayat yang sudah semakin rusak, serta pertimbangan rawan timbulnya penyakit," ungkapnya. Lokasi penguburan berada di Kolaka karena korban terbanyak berasal dari Kolaka.

Gelombang tinggi
Pada bagian lain, sejumlah daerah mewaspadai gelombang tinggi laut akibat cuaca ekstrem. Di Singaraja, Bali, gelombang laut cukup kuat menjebol senderan jalan sepanjang 3 meter yang berlokasi di pesisir Kampung Anyar, kemarin. Akibatnya, kendaraan roda empat sulit melintas. Padahal, jalan itu menjadi akses nelayan untuk menjual ikan. Peristiwa gelombang besar hingga merusak senderan jalan seperti itu nyaris terjadi tiap tahun. Menurut Kadek Klodok, nelayan Kampung Anyar, perbaikan senderan dilakukan secara swadaya oleh warga yang punya modal lebih.

Gelombang laut tinggi juga melanda perairan Cipatujah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Ratusan nelayan yang tinggal di Desa Pamayangsari, Kecamatan Cipatujah, tidak melaut sejak dua pekan terakhir. Tinggi gelombang laut mencapai 5 meter. Saat ini para nelayan menganggur dan memilih memperbaiki kapal dan jaring. Namun, ada sebagian nelayan yang memaksakan diri melaut karena masalah ekonomi. Selama ini nelayan bisa mendapatkan ikan dari 20 kg hingga 1 ton. Sejak gelombang laut tinggi, nelayan hanya mampu membawa 30 kg ikan. Langkanya ikan memengaruhi harga di pasaran.

Di Kepulauan Riau, tinggi gelombang laut mencapai 3,5 meter. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Kepri mewaspadai tingginya gelombang laut yang disertai angin kencang. "Kami mengimbau masyarakat lebih berhati-hati. Gelombang laut cukup tinggi sehingga perlu kewaspadaan," ujar staf BMKG Kepri Pande Pawarta. Dia menambahkan, selain gelombang laut dan angin kencang, petir sering kali muncul sebagai dampak dari terbentuknya awan kumulonimbus (awan hitam pekat).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik