Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Dua dari 15 IPAL Terpadu Jakarta Dibangun

MI
23/3/2017 09:48
Dua dari 15 IPAL Terpadu Jakarta Dibangun
(Pekerja mengeruk endapan lumpur dan sampah di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Waduk Setiabudi, Jakarta---MI/Susanto)

SEBANYAK 15 zona instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) terpadu akan dibangun di Jakarta, ditargetkan selesai pada 2035. Dua zona IPAL menjadi prioritas dilaksanakan tahun ini, karena sudah ada lahan yang disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Untuk mengatasi air limbah ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA). Rencananya Pemerintah akan membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpadu atau Jakarta Sewerage System (JSS) di 15 zona.

"Dari 15 zona, pengelolaan limbah terpadu tersebut akan diawali pengembangannya di zona 1 yang berlokasi di Pluit dan zona 6 di Duri Kosambi," ungkap Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono, dalam keterangan pers yang diterima, kemarin (Rabu, 22/3).

Basuki mengatakan zona 1 dan zona 6 prioritas karena sudah ada lahan disiapkan untuk pembangunannya yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Pembangunan di zona 1 dibangun diatas lahan seluas 4,901 hektare (ha) dengan kapasitas 198.000 m3 limbah per hari, sedangkan zona 6 di daerah Duri Kosambi, dengan luas sekitar 5,875 ha dengan kapasitas 282.000 m3 per hari. "Saat ini untuk pembangunan zona 1 dan zona 6, dalam tahap pembuatan detail desainnya,"ujar Basuki.

Biaya Besar
Untuk membangun IPAL terpadu di Jakarta, diakui Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU-Pera, Dodi Krispratmadi, tantangannya sangat berat.

Selain biayanya sangat mahal, diperlukan ketersediaan lahan yang luas. Biaya untuk pembangunan zona 1 sebesar Rp8,1 triliun dan zona 6 sebesar Rp8,7 triliun. Seluruh biayanya berasal dari pinjaman Jepang.

"Biayanya mahal sekali karena tidak menggunakan pompa namun gravitasi sehingga diperlukan penanaman pipa di dalam tanah dengan kedalaman 20-30 meter," kata Dodi.

Pembangunan IPAL terpadu di 15 zona tersebut, ungkap Dodi, ditargetkan selesai pada 2035. IPAL nantinya mampu melayani pengolahan air limbah Jakarta hingga 90%. Diharapkan akan mengurangi pencemaran air tanah dan sungai Jakarta akibat pembuangan air limbah.

Selain pembangunan IPAL terpadu pada 15 zona tersebut, Kementerian PU-Pera juga akan bekerja sama dengan Pemerintah DKI Jakarta untuk pembangunan IPAL komunal melalui program Sanimas.

Untuk di Jakarta Pengolahan air limbah melalui perpipaan baru melayani 3,8 % warga. Saat ini, air limbah dari septic tank warga Jakarta, diangkut menggunakan truk tangki dan diolah di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) milik PD PAL Jaya yang ada di Pulogebang dan Bukit Duri. Untuk IPAL di Jakarta baru ada satu, yakni di Waduk Setiabudi, yang melayani limbah dari perkantoran, hotel, atau bangunan sekitarnya. (Adi/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya