Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Laut Rajin Diurus, Kepulauan Seribu pun Kedatangan Hiu Paus

Yanurisa Ananta
07/3/2017 19:16
Laut Rajin Diurus, Kepulauan Seribu pun Kedatangan Hiu Paus
(ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

DECAK kagum sejumlah Petugas Harian Lepas (PHL) dan Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dari Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu tidak bisa dibendung saat melihat ikan berukuran 6-7 meter melintas di hadapan mereka. Petugas PPSU di atas Kapal Kargo 08 tidak menyangka akan melihat ikan hiu paus atau hiu tutul (rhincodon typus) melenggok ke kanan dan ke kiri di hadapan mereka, pada Minggu (5/3), pukul 09.00 WIB.

"Waaaw, bagus banget. Ck..ck..ck," ujar salah seorang PPSU dalam video rekaman berdurasi 33 detik yang merekam penampakan ikan hiu paus tersebut.

Pada video tersebut tampak seekor ikan yang rupanya tak jauh berbeda dengan ikan sapu-sapu datang menghampiri kapal. Bedanya ikan ini berukuran lebih dari dua kali tinggi manusia dewasa. Tahu akan menabrak kapal, ikan yang memiliki corak tutul di tubuhnya itu berbelok ke arah kiri sebelum akhirnya berlalu meninggalkan kapal.

Terdengar dari video rekaman, seorang Anak Buah Kapal (ABK) tergoda menangkap ikan dengan menyelam. Namun, salah seorang rekannya melarang karena menurutnya ikan juga makhluk yang ingin hidup.

"Jangan biarin saja. Dia juga mau hidup," kata seorang pria dalam video.

Munculnya ikan bukan hal aneh di Kepulauan Seribu. Kepala Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Hardiman mengatakan ikan lumba-lumba sering muncul di saat yang tidak terduga. Pernah lumba-lumba datang saat seorang Menteri mengunjungi Kepulauan Seribu.

Yusen mengatakan, datangnya ikan-ikan berukuran besar ke Perairan Kepulauan Seribu menandakan air di laut perlahan semakin bersih. Pasalnya, 131 Petugas Harian Lepas (PHL) giat membersihkan area laut menggunakan 13 kapal angkut sampah.

"Tidak mungkin ikan datang kalau kotor. Itu artinya ekosistem kita masih bagus," kata Yusen.

Setiap harinya, lanjut Yusen, petugas kebersihan mampu menjaring 7-8 ton sampah. Kegiatan bersih-bersih laut dilakukan mulai pukul 06.00 pagi tergantung besarnya ombak.

Yusen mengakui, jumlah sampah di Perairan Kepulauan Seribu masih mengkhawatirkan. Pasalnya, ada tiga sumber sampah yang akhirnya bermuara di Pulau Seribu. Pertama, sampah kiriman dari Jawa Barat, Banten dan Lampung yang terbawa arus samudera.

"Kalau secara nasional 60% sampah kita itu plastik," ujar Yusen.

Di sisi lain, sampah dari penduduk juga menyumbang pasokan sampah tiap hari. Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu sudah menyiapkan setidaknya 16 alat pemusnah sampah (insonerator) di 10 kelurahan.

Untuk melindungi keindahan bawah laut, Sudin Lingkunham Hidup Kepulauan Seribu juga akan melatih stafnya untuk bisa menyelam. Menyelam dilakukan untuk mengambil sampah. Sayang sekali pengambilan sampah yang berada cukup dalam masih harus menggunakan tangan manusia.

Bertambahnya turis setiap tahun juga memengaruhi jumlah sampah. Maka dari itu pihaknya tengah gencar memberi kantong sampah atau melakukan pemberdayaan sampah melalui bank sampah. Yusen meyakini sampah yang berkurang bisa menarik perhatian ikan.

"Kegiatan rutin ini diharapkan dapat menjadikan Kepulauan Seribu tambah bersih dan kedatangan lebih banyak ikan supaya turis juga tertarik," lanjut Yusen. OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya