Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PT TRANS-JAKARTA memberlakukan strategi lawan arus atau contra flow bagi bus Trans-Jakarta rute baru yakni Sudirman-Rawamangun. Strategi yang menjadi proyek percontohan tersebut diharapkan bisa membuat waktu tempuh perjalanan menjadi lebih singkat. Humas PT Trans-Jakarta Prasetya Budi menjelaskan, rute ini merupakan bagian dari Koridor 4 rute Dukuh Atas-Pulogadung dengan slogan 'Buat apa bangun pagi kalau ke Sudirman hanya 35 menit'.
Slogan itu, kata dia, menggambarkan waktu tempuh dari kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, tepatnya Halte Pemuda Rawamangun ke Halte Dukuh Atas yang hanya 35 menit. "Hal yang penting di rute ini ialah pemberlakuan contra flow pada ruas jalan dari lampu merah Matraman ke lampu merah Jalan Tambak. Contra flow ini bisa menghemat waktu tempuh sekitar 10 menit sampai 15 menit," ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, Minggu (20/1)). Ia menjelaskan lebih lanjut, lawan arus ini hanya diterapkan dari pukul 06.00-09.00 WIB dan sudah diberlakukan selama sepekan. Saat ini totalnya ada 58 unit bus yang melayani Koridor 4, dengan 18 unit melayani Pulogadung ke Dukuh Atas.
Sementara itu, rute Rawamangun-Sudirman akan menggunakan 40 unit bus Trans-Jakarta Koridor 4 dengan rincian sebanyak 20 unit melayani rute TU Gas ke Bunderan Senayan dan 20 unit rute TU Gas ke Grogol. Kedua rute melintasi Halte Pemuda Rawamangun dan berakhir di Halte Dukuh Atas 2. Penumpang pun bisa transit di Halte Dukuh Atas 1 untuk menggunakan bus Trans-Jakarta Koridor 1 (Blok M-Kota), 602A (Ragunan-Monas), serta rute bus pengumpan Ciputat-Bunderan HI menuju lokasi tujuan. "Ini untuk mengakomodasi warga yang tinggal di Jakarta Timur dan bekerja di daerah Sudirman," ujarnya.
Tertib
Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Sigit Widjatmoko menyatakan rute Sudirman-Rawamangun menjadi proyek percontohan untuk penerapan lalu lintas lawan arus khusus bus Trans-Jakarta. Menurutnya, lokasi yang ada dipilih karena lalu lintas bus Trans-Jakarta di kawasan itu sudah tertib. "Ada banyak mix jalur dengan aspal merah di kawasan itu, tetapi tertib. Sehingga contra flow bisa dilakukan untuk memperpendek waktu tempuh yang bisa meningkatkan animo warga berpindah moda transportasi," kata Sigit.
Sigit pun ingin agar PT Trans-Jakarta terus berinovasi utuk menerapkan lalu lintas lawan arus di ruas-ruas jalan yang dilintasi koridor lainnya. Namun, ia menyadari, hal tersebut membutuhkan upaya lebih lanjut terutama sterilisasi jalur. "Sterilisasinya dulu kita upayakan dengan memasang beton MCB (movable concrete barrier) dan petugas serta yang utama ialah peluang jumlah penumpangnya," kata Sigit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved