Spanyol yang Menginspirasi Sesuap Nasi

DAHI Idris mengernyit mengingat kejadian empat tahun silam. Tepatnya pada 10 Juni 2012, pria yang kini berusia 40 tahun itu menjejakkan kakinya ke kawasan Kota Tua, Jakarta. Ia bingung, kondisi Kota Tua kala itu laiknya pasar kaget. Niat awal untuk berdagang mencari sesuap nasi untuk anak dan istrinya diurungkan. Ratusan pedagang sudah memadati setiap sudut Kota Tua.

"Pada 10 Juni 2012, saya masih ingat betul tanggalnya. Bingung mau bagaiamana, mau jualan apa," kenang Idris. Di tengah kebingungannya, Idris tafakur di bawah pohon di Taman Fatahillah. Ia melihat belasan anak SMA berebut foto di dekat meriam Si Jagur. Kenarsistisan mereka membuat Idris tertawa. Lalu, terlintas dalam pikirannya untuk menjadi objek foto dekat Si Jagur. "Cuma masih bingung, saya harus bagaimana agar bisa menjadi objek foto dan menghasilkan uang," ujar Idris yang menetap di Bogor.

Saat menonton tayangan televisi di rumahnya, ia melihat manusia patung di Barcelona, Spanyol. Karakter malaikat yang dibawakan Catherine Palderama pun menginspirasinya. "Di situlah saya terlintas untuk jadi manusia batu," tekadnya. Tak lama, ia datang kembali ke Kota Tua, menjadi manusia patung. Tubuhnya dicat dengan warna abu-abu. Saat itu catnya memakai cat tembok.

"Dikatain orang gila, tapi alhamdulillah hari pertama dapat Rp320 ribu. Itu hasil 5 jam menjadi manusia batu untuk objek foto bersama pengunjung," ungkapnya tersenyum. Sempat berganti beberapa karakter, hingga pada Agustus 2012, dalam momen peringatan kemerdekaan Indonesia, sosok Bung Tomo jadi pilihannya hingga kini. "Itu (ide Bung Tomo) cari-cari di internet, pejuang Indonesia siapa saja.

Wah kata orang mirip nih (wajah) saya mirip nih sama bung Tomo. Catnya pun sudah body painting, tidak merusak kulit, nggak seperti dulu cat tembok," kata pria lulusan SD itu. Jejak Idris pun diikuti orang lain. Beragam karakter muncul, seperti sosok Jenderal Sudirman, Bung Hatta, Soekarno, dan petani pejuang. Ia pun membentuk Komunitas Manusia Batu pada 2013.