Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Bukan Jaringan Baru, melainkan Penggenjotan Produksi

Deni Arianto
09/9/2016 04:20
Bukan Jaringan Baru, melainkan Penggenjotan Produksi
(MI/RAMDANI)

SUNGAI Cisadane menjadi sumber pasokan bahan baku air bersih untuk wilayah Tangerang, baik kabupaten, kota madya, Tangerang Selatan, maupun sebagian Jakarta. Sungai tersebut melintasi wilayah Kabupaten dan Kota Tangerang. Air baku dari Sungai Cisadane diolah Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang. Perusahaan tersebut menjadi penyedia jasa distribusi air bersih berlangganan di Kabupaten dan Kota Tangerang serta Kota Tangerang Selatan. Kini, PDAM TKR fokus kepada peningkatan produksi.

Upaya tersebut dilakukan mengingat masih banyak keluhan yang datang dari calon pelanggan, terutama wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangsel. Menurut data, jumlah sambungan langganan (SL) yang terdaftar di PDAM TKR sampai semester pertama 2016 sebanyak 133.928 jaringan. Jumlah tersebut meliputi wilayah Kota Tangerang sebanyak 73.185, Kabupaten Tangerang 49.266, serta Tangsel 11.477 pelanggan. Direktur Utama PDAM TKR Rusdy Machmud mengatakan, berdasarkan target lima tahunan periode 2013-2018, SL baru terpasang 97.500 jaringan. Dua tahun ke depan, jumlah pemasangan yang masih menjadi pekerjaan rumah untuk segera diselesaikan sebanyak sekitar 22 ribu jaringan.

"Saat ini layanan pelanggan yang sedang kita kejar wilayah Kabupaten Tangerang. Dari target 40%, sudah terealisasi 30,17%. Itu sesuai RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dari Bupati Tangerang. Setidaknya harus sudah mengikuti pertumbuhan pembangunan 40%," jelas Rusdy Machmud yang didampingi Kabid Humas PDAM TKR Syamsuddin kepada Media Indonesia, kamis (8/9). Terkait dengan progres pembangunan jaringan pipa baru, Rusdy mengaku belum diproyeksikan alam waktu dekat. Saat ini pihaknya tengah fokus menggenjot penambahan kapasitas produksi, seperti pada 2016 melalui pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Solear dan Bojong Renged. Total ada 11 IPA yang beroperasi. "Dari dua instalasi itu, bisa menghasilkan sekitar 30 ribu SPL. Pelanggan yang terdaftar dominan pelanggan rumah tangga," kata dia. Pada 2017, kapasitas produksi juga didorong rencana pembangunan empat instalasi kota kecamatan (IKK). Saat ini jumlah kapasitas produksi yang dapat dihasilkan sebanyak 5.087,5 liter/detik, sedangkan pasokan ke DKI Jakarta 2.800 liter/detik. "Dengan dua sumber pengolahan tadi, saya yakin dapat mengejar target. Setidaknya produksi harus ditambah 1.175 liter/detik. Kita juga pasok ke PAM Jaya (Perusahaan Air Minum Jakarta Raya)," ungkapnya.

Swadaya

Selama ini produksi PDAM TKR, dijelaskan Kabid Humas PDAM TKR Syamsuddin, mengandalkan Sungai Cisadane sebagai sumber air baku. Sungai Cisadane menjadi penopang utama bagi PDAM TKR. Dua sungai lainnya, Cidurian dan Cipasilihan, hanya pelengkap. "Di Kota Tangerang dan Tangsel sebenarnya sudah ada jaringan (pipa). Ada kendala di sumber air. Paling nanti kita bikin embung (danau buatan). Lalu kerja sama pihak swasta dengan membeli air dari Aetra Tangerang," tuturnya. Mengenai keluhan lamanya proses penyambungan baru, menurutnya, itu bergantung pada ada atau tidaknya jaringan. Jika jaringan pipa sudah masuk, paling lama pelanggan hanya menunggu untuk dapat menerima pasokan selama tujuh hari kerja.

Apabila ketidaan jaringan, ia mengimbau pemohon untuk dapat memasang jaringan pipa secara swadaya. "Kalau kita terbatas, harus menunggu pengajuan perencanaan dan penganggaran. Di kawasan perumahan bisa dari developer. Atau di masyarakat bisa dengan swadaya. Itu kalau mau tidak menunggu lama," paparnya. Kendati PDAM TKR masih memprioritaskan kebutuhan pelanggan di Kabupaten Tangerang, menurut Kepala Satuan Sekretariat PDAM TKR Sri Asih Hastuti, jangan diartikan kebutuhan pelanggan di Kota Tangerang dan Tangsel sengaja diabaikan. Kewenangan PDAM hanya sebagai penyelenggara pemenuhan kebutuhan air bersih, sedangkan pola distribusi masih tetap harus mengacu kepada rencana pembangunan oleh tiga pemerintahan daerah terkait.

Untuk di Kota Tangerang, PDAM Tirta Benteng/TB mengaku belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh warganya. Hal itu disebabkan jaringan pipa yang dimiliki badan usaha milik daerah (BUMD) tersebut tidak mendukung suplai air hingga ke permukiman warga. "Selama ini kami belum bisa melayani permintaan 1.000 pelanggan di Kota Tangerang karena saluran atau jaringan pipa kepada masyarakat belum mendukung," kata Direktur PDAM TB, Suyanto, Kamis (8/9). Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, jelas Suyanto, sejak Maret 2016 lalu pihaknya bekerja sama dengan swasta (PT Moya Indonesia). Dalam kerja sama itu pihaknya memfokuskan pengembangan di zona 1 yang terdiri dari empat kecamatan, seperti Cipondoh, Neglasari, Benda, dan Batu Ceper, Kota Tangerang. (SM/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya