Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Pejalan Kaki Berharap Bisa Lebih Nyaman

Putri Anisa Yuliani
08/9/2016 05:00
Pejalan Kaki Berharap Bisa Lebih Nyaman
(MI/Galih)

PARA pejalan kaki bakal mendapatkan jalur pedestrian atau trotoar yang lebih lebar dan lengang mulai akhir tahun ini. Dinas Bina Marga DKI tengah memperbaiki fasilitas khusus pejalan kaki itu di beberapa titik. Perbaikan sekaligus pelebaran dan pemasangan beberapa kelengkapan, seperti jalur pengarah untuk penyandang tunanetra, sudah dikerjakan. Itu, antara lain, dilakukan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan Jalan Melawai Raya atau Blok M, Jakarta Selatan. Di kawasan Blok M, perbaikan trotoar dimulai dari Taman Ayodya yang terletak di Jalan Melawai Raya hingga ke Terminal Bus Blok M. Di sepanjang jalan tersebut, terlihat garis putih sebagai penanda lebar trotoar yang akan dibangun. Lebarnya menjadi 5 meter dari semula hanya 2 hingga 3 meter. Ukuran trotoar baru itu bahkan bisa lebih lebar lagi, bergantung pada ke­tersediaan lahan di lokasi.

Pelebaran fasilitas itu disambut positif oleh masyarakat, termasuk Roni, 20, warga Kelurahan Kramat Pela, Jakarta Selatan. Setiap hari mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta itu menumpang angkutan umum atau naik sepeda dari rumah menuju kampus yang berjarak sekitar 3 kilometer. Menurutnya, trotoar ideal memang harus lebar dan tinggi agar tidak diokupasi kendaraan, terutama sepeda motor yang kerap melaju di trotoar. “Trotoar yang sedang dibuat mulai keliatan bentuknya, lebar banget. Meski trotoar diperlebar, saya minta jalur sepedanya jangan dihilangkan karena saya suka naik sepeda dan jalur sepeda di sini sudah nyaman,” kata Roni ketika ditemui di kawasan Blok M, Sabtu (3/9).
Ia menambahkan banyaknya pertokoan yang bercampur dengan permukiman di kawasan Melawai dan Blok M membuat lebar jalur pedestrian tidak konsisten dan banyak yang rusak karena tidak dipelihara. Penyebab trotoar rusak, kata Roni, juga akibat ulah pemilik toko atau ruko di kawasan tersebut.

“Trotoar di depan toko-toko banyak yang direndahkan supaya mobil pelanggan bisa masuk. Bahkan, pejalan kaki di trotoar sering diklakson sama mobil yang mau masuk toko. Seha­rusnya ada aturan bagaimana supaya pejalan kaki juga nyaman meskipun banyak toko,” tuturnya. Roni juga meminta pemerintah agar trotoar dilengkapi pepohonan peneduh, bangku, dan halte bus karena semua itu dibutuhkan masyarakat agar bisa lebih nyaman. “Kalau trotoarnya sudah lebar, harus ada bangku, pohon rindang, dan halte. Kalau itu ada, saya yakin akan lebih banyak masyarakat yang mau berjalan kaki untuk menjangkau angkutan umum,” ujarnya.

Lebih tegas
Sri, 40, yang tinggal di kawasan Kebon Kacang, Tanah Abang, meminta pemerintah lebih tegas menindak para penyerobot trotoar, antara lain pedagang kaki lima (PKL) dan parkir kendaraan. Menurutnya, trotoar yang dilebarkan di Tanah Abang bisa jadi hanya akan menjadi lahan yang nyaman buat PKL dan truk pengangkut barang yang selama ini sering parkir di trotoar, dan bukan untuk kenyamanan pejalan kaki. “Bagus sih trotoarnya menjadi lebar. Akan tetapi, apakah yakin kami para pejalan kaki bisa memanfaatkannya? Kalau diserobot sama PKL lagi dengan jumlah lebih banyak bagaimana? Belum lagi mobil di sini juga suka parkir naik ke trotoar. Bahkan ojek juga kerap mangkal dan melaju di trotoar. Jadi jangan bikin program saja tapi enggak diawasi,” tukasnya. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya