Normalisasi Drainase Diintensifkan

MI
03/9/2016 09:59
Normalisasi Drainase Diintensifkan
(MI)

DALAM menghadapi musim hujan yang datang lebih awal, yakni Agustus hingga November, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan antisipasi banjir dengan menormalisasi drainase jalan utama hingga perkampungan bersamaan dengan normalisasi sejumlah sungai.

“Hal dasar yang dilakukan untuk antisipasi banjir ialah normalisasi drainase (saluran air) di jalan utama, jalan in-speksi, kampung, hingga gang. Terutama di daerah rawan banjir di Jakarta Selatan,” kata Kepala Dinas Tata Air Pemprov DKI Teguh Hendrawan, kemarin.

Menurutnya, upaya yang dilakukan saat ini merupakan lanjutan dari penanganan banjir yang melanda kawas-an Kemang, beberapa waktu lalu. Bahkan satu alat berat sudah dioperasikan untuk normalisasi drainase di sekitar Jalan Pondok Labu, Cilandak.

Sementara itu, sungai yang dinormalisasi selain Kali Krukut ialah Kali Apuran, Kali Grogol, dan Kali Sekretaris di Jakarta Barat.

Untuk mengantisipasi banjir, tanggul Kali Krukut di Jalan Taman Kemang 1, juga tengah diperbaiki. Teguh bertekad melebarkan Kali Krukut dari 3 meter menjadi 20 meter.

Menurutnya, bangunan yang terpaksa dibongkar untuk akses alat berat menuju Kali Krukut akan diberi ganti rugi Rp950 juta.

“Harus ada rumah warga yang dikorbankan untuk di-bongkar. Kami sudah bicarakan dengan Wali Kota Jakarta Selatan (Tri Kurniadi) untuk memberikan ganti rugi Rp950 juta,” ujarnya.

Saat ini ada 10 alat berat dikerahkan ke Kali Krukut mulai dari sekitar Jalan Kemang 12 hingga Kemchick. Selain itu, alat berat juga tengah mengeruk Kali Krukut di sekitar Jalan Petogogan sepanjang 4 kilometer dan di Kali Pinang Jati.

Program normalisasi sungai yang menjadi prioritas Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sejak dua tahun lalu dipuji Wakil Gubernur (Wagub) Djarot Saiful Hidayat. Menurutnya, keberhasilan itu terlihat dari tidak ada lagi banjir di wilayah yang dilintasi Sungai Ciliwung.

“Pola banjir di Jakarta dulu sering ada di sepanjang bantaran Ciliwung. Sekarang sudah bergeser ke kali-kali lain,” kata Djarot, kemarin.

Oleh karena itu, ujarnya, normalisasi sungai harus terus diprioritaskan, karena di Ibu Kota masih banyak sungai yang belum tuntas dinormalisasi. “Normalisasi harus terus-menerus dan konsisten. Tidak bisa sepotong-sepotong,” ucapnya.

Di sisi lain, dalam menghadapi cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengutamakan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) kepada warga. Kepala Satuan Pelaksana BPBD DKI Deni Wahyu mengatakan, saat hujan deras, pihaknya selalu berkoordinasi dengan pengurus RT dan RW, terutama yang berada di daerah aliran sungai dan rawan risiko banjir.

“Agar warga bisa mengantisipasi lebih awal, kami setiap jam menginformasikan waspada cuaca ekstrem. Bidang Pengendalian dan Operasi BPBD memiliki nomor kontak para RW untuk memberikan informasi kepada mereka,” kata Deni. (Aya/Ssr/Put/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya