Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PENGANTAR: Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) kerap dianggap sebagai penyakit mematikan, menular, dan tidak dapat disembuhkan. Perkembangan teknologi medis telah memastikan penggunaan antiretroviral dapat menekan virus sehingga menekan peluang penularan dari orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Berikut penelusuran wartawan Metro TV dan Media Indonesia terhadap penanganan penderita HIV/AIDS. Ini merupakan laporan ke-11.
Seorang penderita HIV, Hartini, mempersoalkan pemahaman mengenai PPIA di tenaga medis yang masih belum merata.
Seperti, perencanaan kehamilan yang belum dapat diaplikasikan di puskesmas. "Saya saja mau merencanakan kehamilan tidak bisa di puskesmas, harus ke dokter di RS. Itu kan adanya di Prong 2. Nah mereka belum paham ," ujar Hartini.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dilaksanakan melalui kegiatan komprehensif yang meliputi empat pilar (4 prong), yaitu:
1. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi (15-49 tahun)
2. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan HIV positif
3. Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya
4. Dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kesehatan selanjutnya kepada ibu yang terinfeksi HIV dan bayi serta keluarganya.
Prong 1 dan 2 dikembangkan ke seluruh puskesmas, sedangkan prong 3 dan 4 dikembangkan di puskesmas dengan sarana dan prasarana khusus dilengkapi dengan jejaring ke semua puskesmas dalam wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Hartini pun merasa heran jika ada kasus dokter rumah sakit besar yangtetap memaksakan operasi caesar pada pasien bersalin yang positif HIV. Padahal seharusnya pemahaman dokter di RS besar lebih baik ketimbang petugas puskesmas.
''Apa mereka itu tidak membaca atau mempelajari betul (program PPIA). Tapi aku lihat itu ketakutan dokter yang tidak mau disalahkan, kalau nanti anak yang lahir tertular,'' kata dia.
Menurutnya, keputusan untuk proses kelahiran sepenuhnya menjadi tanggung jawab orangtua dari sang anak. ''Kan bisa dibuat hitam di atas putih,'' imbuhnya. Dia memastikan, tak mungkin orangtua membuat keputusan semacam itu tanpa pertimbangan matang.
Hartini yang aktif di Ikatan Perempuan Positif HIV rajin mempelajari berbagai modul mengenai perkembangan terbaru program PPIA, sebelum akhirnya memutuskan melahirkan secara normal. ''Agar saya jangan sampai mengambil keputusan yang salah, ya karena ini untuk garis keturunan saya dan suami,'' kata dia.
Kementerian Kesehatan melakukan akselerasi peningkatan cakupan dan program Penguatan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) pada 2011 karena penularan HIV kepada ibu rumah tangga kian meningkat. Begitu pula penularan dari ibu positif HIV kepada bayi yang mereka lahirkan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (2012), dari 43.624 ibu hamil yang menjalani test HIV, sebanyak 1.329 (3,01%) ibu hamil dinyatakan positif HIV. Prevalensi HIV pada ibu hamil diperkirakan akan meningkat dari 0,38% (2012) menjadi 0,49% (2016) sehingga kebutuhan terhadap layanan PPIA meningkat dari 12.189 (2012) menjadi 16.191 (2016).
Mengacu Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Indonesia 2013-2017 oleh Kementerian Kesehatan, terdapat 34 juta orang dengan HIV di seluruh dunia. Sebanyak 50% di antaranya adalah perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun.
Di sejumlah negara berkembang, HIV-AIDS merupakan penyebab utama kematian perempuan usia reproduksi. Infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam kehidupan ibu serta ibu dapat menularkan virus kepada bayi mereka. Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak atau mother-to child HIV transmission (MTCT). Virus HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama kehamilan, saat persalinan dan saat menyusui.
Program PPIA telah terbukti sebagai intervensi yang sangat efektif untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Di negara maju, risiko anak tertular HIV dari ibu dapat ditekan hingga kurang dari 2% karena tersedianya intervensi PPIA dengan layanan optimal. Namun di negara berkembang atau negara miskin, dengan minimnya akses intervensi, risiko penularan masih berkisar antara 20% dan 50%. (Nat/T-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved