PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta diingatkan untuk segera melakukan redistribusi curah hujan sesegera mungkin guna meminimalkan terjadinya banjir. Hal itu dikemukakan pakar meteorologi tropis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto di Tangerang Selatan, kemarin.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebaiknya menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk redistribusi curah hujan guna mengurangi debit air yang memasuki wilayah DKI Jakarta," ujarnya.
Ia menerangkan, berdasarkan pemodelan cuaca yang dilakukan tim BPPT, hujan diprediksi masih akan terjadi selama beberapa hari ke depan di wilayah DKI Jakarta. Dalam kondisi permukaan yang sudah jenuh seperti sekarang ini, intensitas hujan yang tidak terlalu tinggi juga berpotensi menimbulkan genangan.
"Februari masih termasuk puncak musim hujan, maka siaga darurat masih diperlukan agar semua elemen kemampuan di kementerian dan lembaga bisa membantu mengurangi risiko banjir," ujarnya.
Sejak awal Januari 2015, lanjut dia, BPPT sudah diminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan guna melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC). "Kami telah menyiapkan TMC sepanjang yang bisa kami siapkan. Namun, karena belum ada perintah resmi, TMC belum dilaksanakan," tuturnya.
Wilayah resapan Dari Bogor, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan pihaknya sudah berupaya memperbanyak wilayah resapan, kolam retensi, bipori, dan pembuatan ruang terbuka hijau (RTH) untuk meminimalkan banjir mengalir ke Jakarta. "Di kota, situ cuma satu. Banyaknya di kabupaten. Jadi kita lebih kepada sodetan Ciliwung, memperbanyak lahan resapan untuk menampung air," kata Bima.
Ia memaparkan sudah sejak beberapa tahun, Pemkot Bogor memprogramkan 100 unit sumur resapan per tahun. "Hingga saat ini sudah ada 1.085 sumur resapan," kata dia. Untuk biopori, ia berjanji akan menyiapkan lima juta lubang biopori pada tahun ini. Untuk lubang biopori, pada 2014 Bima mengklaim sudah ada 500 ribu lubang disiapkan.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menegaskan Kota Jakarta tidak akan pernah bisa luput 100% dari bencana banjir dalam waktu jangka pendek dan menengah. Dibutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk membebaskan Ibu Kota dari banjir dan genangan air.
"Tidak mungkin dalam waktu dekat kita bisa membebaskan Jakarta dari banjir. Jakarta tidak bisa 100% betul-betul bebas banjir," kata Djarot, di Balai Kota DKI.
Meskipun demikian, lanjut Djarot, Pemprov DKI akan berusaha keras mengurangi banjir di Jakarta semaksimal mungkin. Langkah yang dilakukan ialah dengan menyiapkan infrastruktur penanganan banjir yang telah ada, seperti pompa, normalisasi waduk dan kali serta saluran di DKI Jakarta. "Kami berusaha mengatasi banjir dengan menyiapkan berbagai infrastruktur yang ada. Kemarin sudah uji coba pompa dan cek drainase," ujarnya. (DD/Ssr/J-4)