Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Siswa Dilarang Rayakan Valentine

14/2/2015 00:00
Siswa Dilarang Rayakan Valentine
(ANTARA/Iggoy el Fitra)
PEMERINTAH Kota Bekasi melarang siswa-siswi merayakan hari kasih sayang, atau Valentine's Day, di lingkungan sekolah. Larangan tersebut dibuat guna membentengi karakter pemuda Kota Bekasi.

Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu mengatakan alasan utama pelarangan merayakan Valentine's Day karena bertentangan budaya lokal. "Perayaan Valentine bukan budaya lokal Bekasi," ungkapnya di Bekasi, kemarin.

Ahmad telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk menyosialisasikan surat edaran wali kota yang menyebutkan pelarangan perayaan Valentine di lingkungan sekolah. Para guru di lingkungan sekolah juga diminta untuk mengawasi dan menjaga siswa di sekolah. Dalam pengawasan tersebut, siswa tidak boleh melakukan kegiatan yang bertentangan dengan agama, sosial, dan budaya bangsa.

Tidak hanya itu, pihak sekolah juga diimbau untuk mengomunikasikan pada orangtua siswa untuk mengawasi perilaku putra-putri mereka. Jangan sampai perayaan hari kasih sayang malah merusak perilaku mereka. "Yang dikhawatirkan mereka akan terjerumus dalam seks bebas," ujarnya.

Seorang murid kelas IX di salah satu sekolah menengah kejuruan di wilayah Duren Jaya, Bekasi Timur, Ivan Putra, 18, mengatakan dirinya tidak memasalahkan adanya larangan tersebut. "Ya, tidak apa-apa. Saya pun merayakan hanya ikut-ikutan. Orang-orang kasih cokelat, saya juga ikut," katanya.

Perbuatan tidak terpuji
Larangan serupa juga dilakukan Pemerintah Kota Depok. Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Hery Pansila meminta kepada sekolah-sekolah untuk melarang siswa merayakan Valentine di sekolah atau di luar jalam belajar. "Valentine berpotensi membuat perbuatan tidak terpuji," kata Pansila.

Menurutnya, Dinas Pendidikan Kota Depok akan memberikan sanksi tegas kepada siswa yang merayakan Valentine. "Apalagi merayakan lalu oleh pihak sekolah dibiarkan. Saya akan tindak," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindak) Kota Depok Agus Suherman mengatakan telah menerjunkan anak buahnya ke sejumlah pasar modern dan tradisional untuk memantau ada-tidaknya cokelat berisi kondom diperjualbelikan. "Anak buah sedang berkonsentrasi di lapangan. Kita akan lihat adakah cokelat yang di dalamnya kondom," paparnya.

Agus mengatakan operasi itu dilakukan atas permintaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk menarik paket cokelat Valentine yang berhadiah kondom yang dijual bebas di sejumlah supermarket dan minimarket. (Gan/KG/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya