Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Blue Bird Berupaya Jaga Citra

Akmal Fauzi
23/3/2016 02:10
Blue Bird Berupaya Jaga Citra
(MI/Ramdani)

SEPANJANG hari Rabu (23/3), seluruh pengemudi taksi Blue Bird harus bekerja ekstra keras.

Kebijakan manajemen yang memberikan layanan secara gratis membuat jumlah penumpang yang berminat menggunakan jasa transportasi itu menjadi lebih banyak daripada hari biasanya.

Selain itu, para pengemudi berseragam kemeja biru dengan motif burung itu juga menjadi jauh lebih ramah.

Bahkan ada yang berkali-kali meminta maaf kepada penumpang atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat unjuk rasa para pengemudi taksi sehari sebelumnya atau Selasa (22/3).

Salah seorang sopir taksi, Sutarno, 43, sejak mulai beroperasi pukul 05.00 WIB hingga siang nyaris tidak sempat beristirahat.

Belum sampai 10 menit seusai menurunkan penumpang, panggilan dari operator melalui radio memintanya mengantarkan penumpang lain.

Mobil taksi biru yang baru diparkirnya di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, itu pun meluncur ke Jatinegara untuk menjemput penumpang dan mengantarkannya ke tujuan.

Panggilan untuk melayani penumpang dari berbagai wilayah tidak kunjung habis dan terus bersusulan.

"Saya belum sempat istrahat. Baru mau ngopi, ada panggilan lagi. Mau enggak mau, harus saya antar daripada kena sanksi," katanya.

Laki-laki yang telah 8 tahun bekerja sebagai sopir taksi itu mengatakan, hingga siang itu, ia telah mengantarkan 10 penumpang, dari biasanya rata-rata lima penumpang.

Sopir lainnya, Nurjaman, 41, yang biasa beroperasi di kawasan Jalan MT Haryono, Cawang, juga mengaku sangat lelah karena panggilan untuk mengantar penumpang tidak ada hentinya.

Apalagi, sehari sebelumnya, ia ikut berunjuk rasa menentang beroperasinya transportasi berbasis aplikasi daring.

Sementara itu, sopir taksi yang mengantarkan penumpang bernama Riri, 30, dari Pluit Village, Jakarta Utara, menuju Jalan Percetakan Negara, Salemba, Jakarta Pusat, berkali-kali meminta maaf selama perjalanan, atas ketidaknyamanan yang terjadi saat para sopir taksi berunjuk rasa sehari sebelumnya.

Bahkan, ketika pertama kali Riri masuk ke taksi, sang sopir telah menyapanya jauh lebih ramah daripada hari biasanya.

"Selamat siang, Mbak. Biaya perjalanan untuk hari ini gratis ya. Penumpang hanya dikenai biaya tol atau parkir bila ada," kata pengemudi taksi Blue Bird yang mengaku tidak ikut unjuk rasa, seperti ditirukan Riri.

Meski ongkos perjalanan gratis, argo taksi tetap bergerak selama perjalanan.

Menurut sopir, argo sengaja tetap dihidupkan untuk kepentingan laporan ke kantor.


Angkot sepi

Kebijakan layanan gratis yang diberikan taksi Blue Bird ternyata juga memengaruhi angkutan umum lain, karena jadi sepi penumpang.

Dadang, sang sopir taksi yang tengah mengantarkan penumpang dari Kalibata ke Jalan Radio Dalam, Jakarta Selatan, sempat diteriaki oleh awak angkutan umum lainnya.

"Hari ini situ (taksi Blue Bird) gratis sih, mobil saya seharian jadi kosong," kata sopir angkutan umum itu.

Dadang hanya tersenyum.

Di sisi lain, meski diberi layanan gratis, sejumlah calon pengguna taksi mengeluh lantaran sulit mendapatkan armada itu.

Seperti terpantau di halte sekitar Jalan MT Haryono yang setiap hari biasanya dipenuhi taksi yang memangkal, kemarin, justru tidak terlihat.

"Tumben ini sepi, enggak ada taksi. Meski gratis, tapi kalau taksinya susah dicari, percuma gratis," ujar Septradi, 25, warga Cawang Kompor, Jakarta Timur.

Menurut Wahyudi, 37, sopir taksi yang tengah mengantarkan penumpang dari depan Rumah Sakit Harapan Kita ke Palmerah, Jakarta Barat, sebagian sopir armada itu tidak beroperasi.

Ia juga mengungkapkan setiap sopir yang memenuhi target melayani penumpang hingga senilai Rp750 ribu mendaptkan insentif Rp150 ribu. (Sri/DA/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya