Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Selamat Tinggal Kalijodo

Nelly Marlianti
04/3/2016 09:30
Selamat Tinggal Kalijodo
(Antara)

RATUSAN bangunan ilegal di kawasan prostitusi Kalijodo kini telah rata dengan tanah. Penduduknya direlokasi ke sejumlah rumah susun (rusun), sedangkan para pekerja seks komersial (PSK) yang semula praktik di kawasan hitam tersebut berpencar ke berbagai tempat dan tak satu pun yang bersedia dibina pemerintah agar mengakhiri pekerjan itu.

Warga yang telah menempati Rusun Marunda maupun Pulogebang mengaku kini bisa hidup lebih nyaman bila dibandingkan dengan di Kalijodo wilayah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, maupun Penjaringan, Jakarta Utara. Sebagian di antara mereka hanya mengeluh di tempat tinggal yang baru itu belum memperoleh mata pencaharian. Itu seperti diungkapkan Nurhayati, 69, yang mulai pindah ke Rusun Marunda, Jakarta Utara, sejak Minggu (28/2). Perempuan yang kini menempati unit berukuran 36 meter persegi di cluster A Blok 11 itu mengatakan, saat masih tinggal di kawasan prostitusi, ia membuka usaha warung nasi. Namun, kini ia belum bisa melanjutkan usahanya lantaran belum memiliki tempat pengganti.

Demikian halnya dengan suaminya yang kini juga masih menganggur. "Kalau dibandingkan, pokoknya (tinggal di rusun) lebih baik, lebih nyaman dan bersih, ketimbang di Kalijodo yang permukimannya enggak terawat. Yang masih jadi ganjalan, suami saya dan saya belum bisa mencari penghasilan. Kalau kami bisa cari uang, sebagai bersih-bersih saja, anugerah sekali bisa tinggal di sini," kata dia, di antara perabotan rumah tangganya yang masih teronggok sejak dibawa dari Kalijodo. Nurhayati juga menyadari daya beli penghuni rusun berbeda dengan konsumennya di Kalijodo. Selama di Kalijodo ia mengaku bisa menjual satu porsi mi instan dengan harga Rp12 ribu sehingga untungnya tinggi.

"Tapi kalau di sini, saya jual mi rebus Rp7.000 saja belum tentu ada yang mau beli," kata dia. Keluhan serupa diungkapkan Santi, 60, yang kini melanjutkan membuka warung berbagai kebutuhan pokok di unit rusun yang ia tempati. Ia menyatakan warungnya masih sepi pembeli sehingga omzetnya hanya Rp30 ribu per hari.
Padahal, saat di Kalijodo bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Meski demikian, ia dan keluarga bersyukur karena bisa menempati hunian yang lebih baik dan dilengkapi berbagai fasilitas. Kasubag Tata Usaha Pengelola Rusun Marunda Murni Sianturi menyatakan ada 199 keluarga asal Kalijodo yang direlokasi ke rusun itu, tetapi baru 120 yang menempati.

Agar di tempat tinggal baru mereka bisa mencari nafkah, ujarnya, pihaknya bersama Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) DKI telah menyiapkan 30 gerobak untuk digunakan usaha oleh warga. Nyamannya tinggal di rusun juga dirasakan warga Kalijodo yang kini berada di Blok G dan H Rusun Pulogebang, Jakarta Timur. Dari 86 keluarga yang berasal dari Kalijodo wilayah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, baru 83 keluarga yang menempati rusun tersebut. Mereka umumnya menyatakan tempat tinggal yang terdiri dari dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan balkon itu jauh lebih layak. Tidak hanya itu, Rusun Pulogebang pun dilengkapi fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD), perpustakaan, taman bermain, klinik kesehatan, posyandu, ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA), dua unit bus sekolah gartis, dan dua bus Trans-Jakarta yang beroperasi pukul 05.00 hingga 22.00 WIB.

Uang sisa
Salah seorang warga yang kini menghuni rusun itu, Diah, 54, mengaku tempat tinggalnya di Kalijodo berupa rumah berukuran 30 meter persegi berbahan kayu dan tripleks dengan lantai tanah. Namun, bersamaan dengan kepindahannya ke rusun, ia juga kehilangan mata pencaharian, sebab ia kini tidak bisa lagi berjualan berbagai kebutuhan pokok seperti yang dilakukan selama di Kalijodo. Warga Kalijodo yang direlokasi ke Rusun Marunda dan Pulogebang dan hingga kini belum memperoleh sumber mata pencaharian kini hanya berharap pemerintah segera membantu mereka agar bisa mandiri. Sejak pindah ke rusun, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka mengandalkan uang sisa usaha dari Kalijodo. Kepala Unit Pengelola Rusun Pulogebang Ageng Darminto, saat dimintai tanggapan terkait dengan keluhan penghuni barunya, menyatakan tengah berupaya mencari peluang usaha untuk mereka. (Sri/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik