Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEKELOMPOK pemuda mondar-mandir di koridor Rumah Susun (Rusun) Marunda.
Sesekali mereka berhenti di anak tangga untuk melepas lelah.
Ketujuh remaja itu, sejak direlokasi dari kawasan prostitusi Kalijodo bersama orangtua mereka, hingga kini memang belum punya kegiatan.
Sesekali mereka hanya bermain bola di samping rusun.
Salah seorang dari mereka, Mario, 20, bahkan kini masih ragu apakah akan tetap melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta Selatan atau mengambil cuti.
Ia harus bertimbang, karena sejak pindah ke rusun, ia belum mendapat pekerjaan sambilan.
Meski demikian Mario mengaku masih bersyukur, lantaran mendapat tempat tinggal pengganti di rusun dan masih bisa berharap punya kesempatan melanjutkan kuliah, sebab dua temannya yang juga masih kuliah, kini terpaksa putus kuliah lantaran mereka bersama keluarga harus pulang ke kampung halaman, lantaran tidak berhak mendapatkan jatah rusun.
Mario mengku bisa membiayai kuliah karena selama tinggal di Kalijodo ia bekerja sambilan sebagai tukang parkir, tukang ojek, dan membantu ibunya berjualan nasi rames.
Namun, karena kawasan tersebut merupakan tempat hiburan malam dan praktik prostitusi, ia sadar betul bahwa kehidupan sehari-harinya tidak senormal warga lain yang tinggal di permukiman umumnya.
Ia dan enam teman mengaku hanya memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh penghasilan, apalagi orangtua mereka juga bergantung hidup di sana.
Selebihnya, mereka juga merasakan tidak nyaman di tinggal lingkungan tersebut.
Mereka mengatakan penertiban Kalijodo membawa hikmah, karena setelah direlokasi ke rusun, mereka bisa hidup di lingkungan normal.
"Di sini kami bisa merasakan siang benar-benar siang. Kalau di sana (Kalijodo), siang jadi malam, dan malam jadi siang. Suara musik keras dan hingar bingar aktivitas malam membuat kami tidak bisa istirahat malam," ujar Mario.
Bahkan, tambahnya, ia dan penghuni lain seusianya sudah memperoleh tawaran untuk mengikuti kursus berbagai keterampilan dari Dinas Ketenagakerjaan dan Trasnmigrasi Jakarta.
"Ada kursus steam, elektro, tata boga, tata busana," tandasya.
Hal sama dirasakan Indah, 10, yang sejak dua minggu lalu tinggal di Rusun Pulogebang.
Bocah itu mengaku bisa bersekolah dan belajar dengan tertib seperti teman-teman lainnya yang tinggal jauh dari Kalijodo.
"Pagi hari sekolah,, pulang sekolah ngerjain PR, terus tidur siang. Sorenya ngaji dan belajar terus malamnya tidur. Di Kalijodo selalu gaduh, enggak bisa tenang," tutur murid sekolah dasar itu. (Sri/Nel/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved