Dentuman Keras Berasal dari Suara Petir Beruntun

Fer/WB/N-3
12/4/2020 07:55
Dentuman Keras Berasal dari Suara Petir Beruntun
Ilustrasi(Medcom.id)

DENTUMAN keras yang terdengar di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau. LIPI memperkirakan dentuman itu berasal dari suara gemuruh beruntun petir yang kebetulan bersamaan.

Demikian diungkapkan Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Nugroho Dwi Hananto, dalam menanggapi dentuman keras yang terdengar di Jabodetabek.

“Kemungkinan dari adanya aktivitas petir di daerah ini (Jabodetabek) dengan waktu yang hampir bersamaan dengan letusan itu (erupsi Gunung Anak Krakatau). Namun, kejadiannya dekat, besar, dan beruntun sehingga dirasa menggelegar,” kata Nugroho, kemarin.

Dia juga sepakat dengan pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yaitu letusan Gunung Anak krakatau tidak terlalu besar sehingga tidak ada potensi membangkitkan energi suara sampai ke Jabodetabek.

“Apalagi, di Lampung dan sekitarnya juga tidak terdengar. Kemungkinan, menurut saya, dari adanya aktivitas petir di daerah ini dengan waktu yang hampir bersamaan dengan letusan itu,” sebutnya.

Sebelumnya, PVMBG melaporkan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung, pada Jumat (10/4) malam sekitar pukul 22.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ±500 m di atas puncak (±657 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi ±38 menit 4 detik.

Dari pantauan PVMBG terlihat bahwa letusan terus berlangsung sampai Sabtu (11/4) pukul 05.44 WIB.

Menurut Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau, Andi Suwardi, erupsi Gunung Anak Krakatau merupakan erupsi biasa yang ditimbulkan dari energi yang tidak terlalu besar.

Terpisah, PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, menyebutkan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4) sekitar pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan, hasil monitoring muka laut dan seismik dengan menggunakan tide gauge di Pantai Kota Agung, Pelabuhan Panjang, Binuangen, dan Marina Jambu menunjukkan tidak ada anomali perubahan permukaan laut sejak Jumat pukul 21.00 hingga kemarin pukul 06.00 WIB.

‘Sementara itu, hasil monitoring permukaan laut dengan menggunakan radar wera di Kahai, Lampung, dan Tanjung Lesung, Banten, juga menunjukkan tidak ada anomali muka laut sejak 10 April 2020 pukul 21.00 WIB hingga 11 April 2020 pukul 06.00 WIB,’ kata Rahmat dalam keterangan tertulis, kemarin.

Dia melanjutkan, berdasarkan monitoring muka laut yang dilakukan BMKG menggunakan tide gauge dan radar wera menunjukkan bahwa erupsi Gunung Anak Krakatau tadi malam tidak memicu terjadinya tsunami. (Fer/WB/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya