Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
WAKIL Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian, menilai Gubernur Anies Baswedan tidak memprioritaskan masalah banjir.
"Beliau sepertinya lebih tertarik dengan hal-hal yang bersifat festival, seperti Formula E. Padahal anggaran puluhan triliun (Rp87,95 triliun) dan ada puluhan TGUPP (Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan). Namun, kita dapat lihat, performa kerjanya yang mengecewakan," kata Justin, kemarin.
"Apabila dipetakan, permasalahan utama DKI ialah macet, banjir, polusi, sampah, air bersih, dan pertumbuhan penduduk. Saya ragu, sampai akhir masa jabatannya akan ada perubahan signifikan terhadap masalah-masalah utama DKI yang ada," kata Justin.
Justin menambahkan bahwa selama ini dirinya tidak melihat satu pun sungai di DKI yang bertambah lebar untuk pengendalian banjir.
Senada dengan Justin, Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menganggap belum ada perubahan signifikan Pemprov DKI untuk menangani banjir. Buktinya, beberapa titik di Ibu Kota masih tergenang air. "Perilaku selalu terlambat dalam menangani banjir menunjukkan bahwa aparat pemprov tidak bisa bekerja baik," kata Tigor dalam keterangan resminya.
Tigor mengatakan masih ada ribuan warga Jakarta yang menjadi korban karena tidak cakapnya penanganan banjir oleh jajaran Anies. Ia menyebut masih ada warga yang tidak mendapatkan informasi peringatan dini dan bantuan darurat soal banjir.
Padahal informasi tersebut, lanjut Tigor, bisa meringankan kerugian akibat banjir yang terjadi. "Selama awal 2020 ini sudah terjadi empat kali banjir di Jakarta. Tempat atau titik banjirnya pun selalu sama."
Menurutnya, mengharapkan Jakarta tidak banjir ialah PR besar pemerintah.
"Jadi, diperlukan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat, dan juga sikap siap siaga dari Pemprov DKI dalam menghadapi ancaman banjir. Yang terpenting ialah kewajiban pemerintah melindungi semua rakyatnya dari bencana atau kondisi buruk agar hidup nyaman manusiawi," papar Tigor. (Ins/J-2)
Abdul Muhari pun mengimbau kepada seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Rusaknya ekosistem hulu DAS Citarum secara signifikan meningkatkan bencana banjir di daerah-daerah di sekitar wilayah Bandung, terutama di Bandung Selatan.
Hingga Rabu, (21/5) para korban banjir Grobogan telah lima hari menginap di pengungsian. Mereka mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) GOR Tanggirejo.
Menko PMK Pratikno menyampaikan pemerintah serius dalam melakukan penanganan banjir Jabodetabek secara terpadu lintas Kementerian dan Lembaga.
Sebagai respons terhadap bencana tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya memastikan layanan kesehatan tetap berjalan bagi para korban bencana banjir.
Cuaca ekstrim yang menyebabkan hujan deras hingga banjir tersebut mengakibatkan 768 gardu distribusi terdampak, sehingga terpaksa dipadamkan sementara demi keselamatan warga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved